PARIGI MOUTONG – Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Parigi Moutong, dr. Revi Tilaar, meminta semua pihak agar turut terlibat dalam penanganan stunting. Perlu koordinasi antar sektor dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan seperti Pemerintah Pusat dan Pemda,
tak hanya itu, dunia usaha, masyarakat dan seluruh elemen yang ada, semua harus terlibat,
ujar Revi Tilaar, saat menyampaikan sambutan pada lokakarya Percepatan Penurunan Stunting tingkat Kabupaten Parigi Moutong tahun 2019, di Aula Bappelitbangda, Senin (22/7).
Revi sapaan akrabnya, mengakui jika menurunkan angka stunting tidak bisa hanya diselesaikan oleh Dinas Kesehatan sendiri. Olehnya kata dia, keterlibatan dan peran serta masyarakat sangat dibutuhkan.
Mantan Direktur RSUD Anuntaloko itu membeberkan, sesuai Riset Kesehatan Daerah Stunting (RISKESDAS) tahun 2018, prevelensi stunting di Provinsi Sulawesi Tengah sebesar 32,3 persen, untuk Kabupaten Parigi Moutong lebih tinggi lagi yakni sebesar 33,7 persen.
“Demikian kenyataan yang ada, stunting kita masih tinggi, sehingga dibutuhkan solusi untuk menurunkannya,” harapnya.
Menurutnya, stunting adalah kondisi gagal tubuh pada anak berusia dibawah 5 tahun (balita), akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
“Pencegahan stunting perlu segera dilakukan sedini mungkin, untuk membebaskan anak kita dari resiko terhambatnya perkembangan otak yang menyebabkan tingkat kecerdasan anak tidak maksimal,” jelas Revi.
Dia menambahkan, intervensi gizi yang terpadu, mencakup intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif dapat mencegah stunting.
“Pengalaman global menunjukan, penyelenggaraan intervensi yang terpadu untuk menyasar kelompok prioritas di lokasi. Kelompok prioritas yang telah didentifikasi merupakan kunci keberhasilan perbaikan gizi,” tandasnya.