PARIGI MOUTONG – Berada di ketinggian 423 Meter diatas Permukaan Laut (mdpl), Air Terjun Tujuh Bidadari di Desa Boloung, Kecamatan Moutong merupakan salah satu surga tersembunyi yang ada di Kabupaten Parigi Moutong. Betapa tidak, air terjun yang terletak sekitar delapan kilometer dari Jalan Trans Sulawesi tersebut memiliki keunikan tersendiri, dengan posisinya yang bertingkat-tingkat hingga mencapai tujuh lantai.
“Jarang ada air terjun seperti ini, benar-benar Hidden Paradise in The World,” ujar Mohammad Barraq, salah satu anggota dari Lembaga Konsultan Pariwisata Nasional, Rakata Solution Jakarta, saat mengunjungi air terjun, Rabu (11/10).
Yang semakin mengagumkan dari Air Terjun Tujuh Bidadari adalah debit airnya yang tetap deras meskipun di musim kemarau.
Posisi air terjun paling atas, dengan terjunan air setinggi 17 meter. Dan saking derasnya, bunyi gemuruh air terjun sudah terdengar dari kejauhan.
“Biar musim kemarau, perubahan debit air sangat sedikit,” jelas Camat Moutong Aftar Nusa, yang ikut mendampingi tim dari Rakata Solution ke lokasi air terjun. Keterangan dari Aftar Nusa juga turut diaminkan oleh Kepala Desa Boloung, Hamlan Rasimu.
Menurut Hamlan, keberadaan air terjun di desanya masih sedikit diketahui orang.
“Saya sendiri baru dua kali ke sini, yang pertama ketika mendampingi Pak Bupati,” ujar Hamlan.
Pengakuan Kades Boloung soal jarangnya orang yang mengetahui keajaiban alam ini, mungkin ada benarnya, apabila kita membandingkan dengan sulitnya akses ke lokasi air terjun. Mobil hanya bisa masuk sekitar dua kilometer melalui jalan rintisan dengan medan berbatu cadas dan sangat sempit, setelah itu perjalanan hanya bisa dilanjutkan dengan menggunakan sepeda motor trail, itupun hanya sepanjang dua kilometer. Selanjutnya harus berjalan kaki dengan jarak yang sama, yakni dua kilometer hingga ke air terjun tingkat pertama. Untungnya, jarak air terjun tingkat pertama hingga tingkat tujuh tidak berjauhan. Pengunjung hanya harus memiliki kemampuan dan nyali untuk mendaki di bebatuan sungai dan melalui hutan lebat di sekitarnya.
Diberi Nama oleh Bupati Parigi Moutong
Terkait nama, Tujuh Bidadari merupakan pemberian dari Bupati Parigi Moutong, H Samsurizal Tombolotutu usai mengunjungi air terjun beberapa waktu lalu.
Samsurizal sapaan akrabnya, menganalogikan Air Terjun Boloung sebagai tempat mandi bidadari karena keindahannya.
“Kenapa harus tujuh bidadari?, karena air terjun itu tujuh tingkat. Jadi saya beri nama Air Terjun Tujuh Bidadari, jika mau lebih keren kita bisa gunakan bahasa inggrinya, yaitu Seven Angel’s Water Fall,” ungkapnya.
Pohon Rambutan Hitam Tumbuh di Sekitar Air Terjun
Air Terjun Tujuh Bidadari di Deda Boloung, semakin menarik dengan tumbuhnya pohon rambutan yang buahnya berwarna hitam.
“Saya juga tidak tahu sebabnya, kenapa ada beberapa pohon rambutan yang buahnya berwarna hitam tumbuh di sini,” jelas Kades Boloung, Hamlan, seraya menunjukan sejumlah pohon rambutan hitam kepada Tim Rakata Solution. Sayangnya saat itu bukan musim rambutan, sehingga rombongan tidak sempat mencicipi buahnya.
Dikatakan Hamlan, pohon rambutan yang tergolong rambutan hutan itu tumbuh sendiri tanpa ada orang yang menamamnya dan hanya tumbuh di sekitar Air Terjun Bidadari.
“Pohon rambutan seperti ini hanya ada di sini,”ungkapnya.
Lebih lanjut kata Hamlan, Bupati Parigi Moutong, H Samsurizal Tombolotutu telah meminta kepadanya untuk mencari anakan pohon rambutan hitam yang dimaksud guna untuk pembibitan dan dikembangkan di tempat lain.
“Saya dengar dari Pak Bupati, Rambutan Hitam ini akan dipamerkan saat acara Hari Pangan Sedunia tahun depan,” tandas Hamlan.