PARIGI MOUTONG – Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Pertanahan (DPUPRP) Parigi Moutong, benahi jembatan yang terletak di jalur II Desa Bambalemo. Jembatan yang dibangun pada tahun 2019 tersebut roboh saat bencana gempa bumi yang terjadi tahun 2018.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Rehabilitasi Jembatan DPUPRP Parigi Moutong, M. Arsal mengatakan, rehabilitasi jembatan dengan panjang kurang lebih 64 meter tersebut akan dilakukan sebanyak dua tahapan.
“Insya Allah dirampungkan dua tahap (dua tahun) karena keterbatasan anggaran, tahap pertama kami lakukan tahun ini,” kata Arsal kepada Songulara pecan kemarin.
Untuk tahap pertama, kegiatan akan dilakukan pada beberapa item yakni pembongkaran, pembangunan pier (tiang) tengah jembatan, kegiatan normalisasi sungai sekitar jembatan dan perbaikan dinding jembatan.
Tahap awal ini, pihak rekanan pelaksana sedang melakukan pembongkaran jembatan. Kegiatan tersebut diperkirakan akan rampung kurang lebih tiga pekan. Kemudian, akan dilakukan normalisasi sekaligus pembangunan pengaman jembatan dalam bentuk pemasangan bronjong.
Normalisasi dan pembangunan bronjong tersebut dianggap sangat penting bukan hanya terkait jembatan yang roboh saja, akan tetapi jembatan sebelah (2 jalur jembatan) yang juga terancam roboh bila tidak segera dibenahi.
Sedangkan untuk pekerjaan mayour-nya kata Arsal adalah pembangunan pier tengah jembatan. Robohnya jembatan pada saat gempa lalu karena pier tengah jembatan patah. Belum diketahui apa yang menjadi penyebab patahnya pier tengah tersebut, diperkirakan lantaran masuk dalam jalur gempa atau kemungkinan lainnya.
Kemudian akan dilanjutkan dengan rehabilitasi sekitar dinding jembatan yang juga mengalami kerusakan lantaran bencana gempa.
“Tahun ini baru dilakukan beberapa pembangunan, dan perampungannya sendiri Insya Allah ditargetkan pada tahun 2010,” katanya.
Untuk pembangunan jembatan sendiri, pihaknya tidak lagi menggunakan konstruksi beton pracetak namun akan menggunakan girder (gelagar) baja. Penggunaan girder baja ini dinilai memiliki kelebihan dibandingkan dengan konstruksi jembatan sebelumnya (beton pracetak).
“Kelebihan girder baja ini kekuatan tariknya jauh lebih tinggi dari beton, kemudian sangat ekonomis. Sebab, kapan saja konstruksi jembatan tersebut ingin dipindahkan atau mengalami kerusakan seperti yang terjadi di jembatan bambalemo, lantai jembatannya masih bisa dimanfaatkan lagi atau dipindahkan. Ini yang menjadi pertimbangan sehingga pembangunan jembatan kali ini menggunakan girder baja,” terangnya.