PARIGI MOUTONG – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Parigi Moutong memprogramkan peningkatan kecukupan gizi ibu dan anak tahun 2017 ini. Program tersebut bertujuan untuk menekan angka kematian ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).
Sekretaris Dinkes Kabupaten Parigi Moutong, I Gede Widiadha mengatakan, program ini bukan hanya dalam bentuk makanan tambahan disetiap Posyandu seperti biasanya, tetapi juga sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat tentang bagaimana cara mengolah bahan pangan untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu dan anak.
Kebijakan itu menurut Gede Widiadha, dibuat untuk mempercepat turunnya AKIA agar Indeks Pembangunan Manusia (IPM) bisa naik, sebab kecukupan gizi merupakan salah satu kebutuhan bagi ibu dan anak.
“Salah satu strategi yang dilakukan adalah perbaikan gizi, karena dari data yang kami himpun, masih ada kasus gizi kurang dan gizi buruk,” kata Gede, belum lama ini.
Menurutnya, gizi buruk masih ditemukan pada balita dan gizi kurang pada ibu hamil. Padahal, kekurangan gizi akan mempengaruhi kualitas hidup dan akan beresiko saat melahirkan dan mempengaruhi iQ bayi.
“Kalau kita mau menekan angka kematian ibu dan bayi bukan hanya melihat dari segi penanganan saat melahirkan tetapi juga sejak bayi dalam kandungan ibu dan bayi harus sehat,” ujarnya.
Dia menambahkan, makanan tambahan yang sudah rutin dilakukan di Posyandu tidak cukup, sehingga harus ada sosialisasi tentang bagaimana cara mengolah makanan sehat. Karena kasus gizi buruk dan kurang gizi bisa ditekan jika masyarakat secara umum mengetahui mengolah makanan sehat, terlebih lagi bagi ibu hamil dan balita.
“Cadangan pangan kita cukup, tetapi pola makanan yang harus benar agar tidak ada lagi gizi kurang apalagi gizi buruk,” tandasnya.
Sebelumnya, Kabupaten Parigi Moutong saat ini masih berada diurutan ketiga dari bawah untuk IPM dari 13 kabupaten/kota se-Sulteng. FAIZ