PARIGI MOUTONG – Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Parigi Moutong, Mohamad Yasir, menerima kunjungan salah satu peserta Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan (Diklat PIM) IV dari Dinas Kesehatan Kabupaten Parigi Moutong, Kamis (21/8).
Kunjungan tersebut dalam rangka berdiskusi sekaligus meminta dukungan atas gagasan Proyek Perubahan yang mengusung tema “Peningkatan Kinerja Layanan Melalui Akselerasi Sistem Pembayaran Non Tunai di Puskesmas.”
Dalam pertemuan itu, Kepala Bapenda menyampaikan apresiasinya terhadap ide inovatif yang digagas oleh peserta Diklat PIM IV. Menurut Yasir, penerapan sistem pembayaran non tunai di unit layanan publik, termasuk di Puskesmas, merupakan langkah maju untuk meningkatkan efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah.
“Kami tentu sangat mendukung gagasan ini. Pembayaran non tunai bukan hanya soal memudahkan masyarakat, tetapi juga bagian dari reformasi birokrasi dan upaya mewujudkan tata kelola keuangan daerah yang lebih modern, transparan, dan akuntabel,” ujar Yasir.
Ia menjelaskan, transformasi sistem pembayaran dari tunai ke non tunai sejalan dengan program pemerintah pusat yang mendorong digitalisasi transaksi keuangan daerah. Bahkan, Bapenda Parigi Moutong sendiri telah lebih dulu mengimplementasikan berbagai sistem digital untuk pembayaran pajak dan retribusi, sehingga masyarakat dapat melakukan transaksi dengan lebih cepat dan aman.
“Di Bapenda, kami sudah merasakan manfaatnya. Penerapan sistem digital membuat proses penagihan pajak daerah lebih efisien dan mampu menekan potensi kebocoran. Karena itu, jika sistem ini diterapkan di Puskesmas, saya yakin kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat akan meningkat,” tambahnya.
Ia berharap, inovasi ini dapat menjadi role model bagi unit pelayanan publik lainnya di Kabupaten Parigi Moutong.
“Kami tidak ingin tertinggal dalam era digitalisasi layanan publik. Apa yang dilakukan peserta Diklat PIM IV ini adalah langkah nyata menuju pelayanan publik yang lebih baik. Semoga gagasan ini tidak berhenti pada tataran wacana, tetapi benar-benar bisa diimplementasikan secara berkelanjutan,” tegas Yasir. *