PARIGI MOUTONG- Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong melalui Bidang Tata Ruang, Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan (PUPRP) mengingatkan kepada perusahaan yang bergerak di galian C dan menggunakan alat penyedot pasir tanpa izin untuk tidak beroperasi.
“Kami akan melakukan teguran, peringatan dan perintah pembongkaran kepada masyarakat yang mempunyai usaha galian C dengan alat penyedot pasir tanpa izin pertambangan dan rekomendasi tata ruang,” ujar Kepala Bidang Tata Ruang Dinas PUPRP Parigi Moutong, Mohammad Rivai kepada Songulara, Selasa (22/5).
Menurut Rivai, sikap tegas ini dilakukan setelah masyarakat di Kecamatan Torue melaporkan adanya usaha yang bergerak di galian C diwilayah itu yang menggunakan alat sedot pasir dan telah mengancam rumah penduduk disekitarnya.
“Setelah di cek di lapangan, ternyata memang ada aktivitas galian C yang menggunakan alat penyedot pasir sudah membahayakan rumah penduduk disekitar sungai,” ungkap Rivai.
Hasil pengembangan yang mereka lakukan kata Rivai, ternyata di Desa Tolai, bukan hanya satu lokasi saja yang terdapat usaha galian C dengan menggunakan alat sedot pasir.
“Tapi ada lima lokasi galian C yang menggunakan alat penyedot pasir,” ujarnya.
Rivai menjelaskan, selain mengancam rumah penduduk disekitarnya, aktifitas tersebut juga menyebabkan rubuhnya jembatan. Pasalnya, material pasir sebagai penyangga pondasi jembatan, secara perlahan terkeruk oleh aktivitas penambangan tersebut. Apalagi mesin yang digunakan, mampu mengerus hingga kebagian dalam sungai dan dikhawatirkan nantinya akan merusak tanggul sungai dan pondasi bangunan dan jembatan.
Ia mengatakan, usaha yang bergerak di galian C ini sudah masuk pengawasan rutin Bidang Tata Ruang Dinas PUPRP.
Ia mengungkapkan, di Kabupaten Parigi Moutong belum ada satupun izin tambang galian C menggunakan alat penyedot pasir yang diterbitkan.
“Bedasarkan keterangan pemilik usaha galian C yang menggunakan alat penyedot pasir, mereka sudah beroperasi sejak tahun 2015,” katanya.
Ia berharap, dengan adanya tindakan tegas dari Pemkab, para pelaku usaha galian C yang menggunakan alat penyedot pasir tanpa izin, agar tidak lagi beroprasi.
“Sebab selain berdampak pada pengrusakan lingkungan dan membahayakan nyawa orang lain, mereka hanya meraup keuntungan tanpa memikirkan dampak yang akan terjadi,” ujarnya. IWAN TJ