PARIGI MOUTONG – Pembayaran tunjangan sertifikasi untuk ribuan guru tahun 2018 di Kabupaten Parigi Moutong, belum dibayar alias lambat. Memasuki bulan April, tunjangan profesi guru tersebut seharusnya sudah terbayarkan, khusus untuk triwulan pertama tahun berjalan.
Keterlambatan pembayaran kali ini seolah mengulang kondisi yang sama setiap tahunnya. Menanggapi itu, Kasi Kesejehteraan Penghargaan dan Perlindungan Disdikbud Parigi Moutong, Ariesto mengatakan, keterlambatan pencairan disebabkan lambatnya para guru mengirimkan Data Pokok Pendidikan (Dapodik) ke operator.
Keterlambatan memasukkan data katanya juga berdampak ketidak validan data, sehingga proses pengiriman data ke pusat harus dilakukan kembali. Belum lagi, jumlah guru penerima sertifikasi di Parigi Moutong kurang lebih 2000 orang, sementara yang diusulkan SK-nya baru berjumlah kurang lebih 700 orang, dan yang sudah masuk ke keuangan baru sebanyak 57 orang.
“Banyak data yang dikirim ternyata gaji pokoknya cuma Rp1,5 juta, itu semua yang bikin lambat. Pengiriman Dapodik mereka lambat valid, kalau dia lambat valid otomatis lambat juga kami mengirim, tidak mungkin kami kirim data yang tidak valid,” terang Aristo kepada Songulara, Rabu (18/4).
Seandainya kata dia, guru penerima sertifikasi yang jumlahnya sebanyak 2.000 lebih ini sekaligus menyetor data valid, tentu saja dana tersebut akan dicairkan sesuai jumlah yang ada. Karena yang menyebabkan data terlambat adalah guru yang bersangkutan, maka secara otomatis pembayarannya ikut terlambat.
“Yang membuat tahapan validasi adalah guru itu sendiri, kalau memang gurunya kompak dari awal bulan mulai mengirim Dapodiknya, kemungkinan keterlambatan ini tidak lagi terjadi,” katanya. IWAN TJ