PARIGI MOUTONG – Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Parigi Moutong terus berupaya meningkatkan kapasitas aparatur dalam pemungutan pajak dan retribusi daerah di lapangan. Salah satu langkah konkret dilakukan melalui kegiatan Diskusi bertajuk NAPAREDA (Notesa Pajak Daerah dan Retribusi Daerah) yang digelar bersama Aparatur Sipil Negara (ASN) dan PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Parigi Moutong, Jumat (31/10).
Kegiatan yang mengangkat tema Penelitian Lapangan dan Pemeriksaan Pajak Daerah ini menjadi ajang pembekalan sekaligus penguatan pemahaman teknis bagi para petugas lapangan dalam menjalankan tugas pemungutan pajak dan retribusi secara profesional, transparan, dan sesuai ketentuan perundang-undangan.
Kepala Bapenda Kabupaten Parigi Moutong, Mohammad Yasir, dalam menegaskan bahwa peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan fondasi utama untuk memperkuat kinerja Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Pemungutan pajak bukan sekadar kegiatan administratif, tapi bagian dari tanggung jawab besar kita untuk menjaga kemandirian fiskal daerah. Karena itu, setiap ASN dan PPPK Bapenda harus memahami prosedur, etika, dan strategi pemungutan dengan baik,” ujar Yasir.
Ia menjelaskan, melalui kegiatan diskusi ini, para aparatur diberikan pemahaman mendalam tentang tahapan penelitian lapangan, teknik pemeriksaan pajak daerah, dan penerapan regulasi secara tepat di lapangan. Langkah ini, kata Yasir, penting agar setiap pemungutan dapat berjalan sesuai asas keadilan dan tidak menimbulkan kesalahpahaman dengan wajib pajak.
“Kita ingin memastikan bahwa setiap pegawai yang turun ke lapangan benar-benar siap dan memahami batas kewenangan serta tanggung jawabnya. Ini bukan hanya soal mengejar target pendapatan, tetapi juga menjaga kepercayaan masyarakat,” tambahnya.
Selain itu, Yasir juga menekankan pentingnya integritas dan profesionalitas dalam setiap kegiatan pemungutan. Menurutnya, kehadiran ASN dan PPPK yang berkompeten akan menjadi wajah Bapenda di tengah masyarakat, sekaligus ujung tombak dalam memperkuat penerimaan daerah.
“Kalau aparatur kita bekerja dengan cara yang benar, beretika, dan paham aturan, maka masyarakat pun akan lebih patuh dalam memenuhi kewajibannya membayar pajak daerah. Ini akan berdampak langsung pada peningkatan PAD,” jelas Yasir.
Diskusi tersebut juga menjadi ruang interaktif bagi peserta untuk berbagi pengalaman dan kendala yang sering dihadapi di lapangan. Dalam sesi tersebut, berbagai persoalan teknis pemungutan retribusi serta strategi penegakan kepatuhan wajib pajak turut dibahas secara terbuka.
Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan Bapenda Parigi Moutong untuk menciptakan sistem pemungutan pajak yang modern, transparan, dan berbasis data lapangan. Yasir menyebut, ke depan pihaknya akan terus mengadakan pelatihan dan forum diskusi sejenis agar kemampuan teknis para aparatur pajak daerah semakin meningkat.
“Bapenda tidak hanya fokus pada target penerimaan, tetapi juga pada pembangunan kapasitas SDM. Kita ingin setiap petugas pajak menjadi problem solver di lapangan, bukan sekadar pelaksana administratif,” tutur Yasir menegaskan.
Dengan terselenggaranya kegiatan ini, Bapenda Parigi Moutong berharap sinergi dan kinerja seluruh jajaran dapat semakin solid dalam mewujudkan tata kelola pajak daerah yang efektif, berkeadilan, dan mendukung pembangunan ekonomi daerah yang berkelanjutan.*







