PARIGI MOUTONG – Direktur Sekolah Dasar Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), Sri Wahyuningsih, membuka resmi kegiatan rembuk pendidikan Parigi Moutong yang dilaksanakan di Pantai Lolaro Tinombo, Sabtu (16/10).
Panitia pelaksana Rembuk Pendidikan, Sunarti melaporkan, kegiatan diramaikan pameran hasil karya guru penggerak Parigi Moutong, yang merupakan bagian dari kegiatan Merdeka Belajar yang telah digagas Mendikbud Ristek.
Katanya, rembuk pendidikan di Parigi Moutong adalah salah satu bentuk perhatian dan kepedulian Pemkab Parigi Moutong terhadap pendidikan untuk mencerdaskan masyarakat, utamanya di daerah daerah terpencil.
“Perlu kami sampaikan kepada ibu Direktur, bahwa saat ini daerah kami ada 60 SD terpencil, dan jumlah terbanyak berada di Kecamatan Palasa dan Tinombo,”.
Proses pembelajaran di satuan pendidikan di daerah ini masih sangat memprihatinkan, karena kurangnya tenaga pendidik, utamanya di daerah terpencil, dan masih banyak permasalahan permasalahan pendidikan di daerah Parigi Moutong, sehingga kata ia Bupati Parigi Moutong dengan serius dan gigih memperhatikan pendidikan.
Sunarti menambahkan, melalui Rembuk Pendidikan diharapkan dapat melahirkan gagasan gagasan dan ide ide cemerlang, dan tujuanya untuk meningkatkan kerjasama Pemerintah dan publik dalam kegiatan pendidikan dan kebudayaan serta untuk membangun sinergitas antara pemangku kepentingan pendidikan dan kebudayaan baik Pemeintah Pusat maupun Pemerintah Daerah.
“Kegiatan ini dilaksanakan sehari dengan peserta berjumlah 200 orang terdiri dari Komunitas Adat Terpencil, Pengurus PGRI Kabupaten Parigi Moutong, para Koordinator Wilayah Satuan Pendidikan Kabupaten Parigi Moutong, KKG, KKM, Guru Penggerak serta para Instruktur pembelajaran kelas jauh,”.
Direktur SD, Sri Wahyuningsih mengatakan, kegiatan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) dilakukan di daerah yang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 1, level 2 dan level 3 serta Tenaga Pendidiknya sudah mendapatkan vaksinasi.
Bagi daerah yang sudah dinyatakan PPKM level 1 dan 2 jangan evoria atau merasa sudah terbebas dari Covid-19, tetapi terus menerapkan Protokol Kesehatan (Prokes), karena prokes menjadi wajib dilakukan utamanya kepada tenaga pendidik dan anak didik.
“Anak anak PAUD biasanya masih suka berkumpul, apalagi fenomena adanya masker berwarna warni pasti mereka tertarik untuk memegangnya atau apapun itu. Nah ini tentunya perlu menekankan kepada anak anak kita untuk Patuh terhadap prokes agar satuan pendidikan tidak menjadi klaster Covid-19,” imbuhnya.
Ia mengimbau prokes harus diterapkan dengan disiplin, kuatkan imun, jaga kesehatan agar yang di khawatirkan tidak terjadi. *FAIZ-Diskominfo