PARIGI MOUTONG – Pemerintah Daerah (Pemda) Parigi Moutong menjalin kerja sama dengan Universitas Padjadjaran (Unpad) untuk membuka kesempatan pendidikan gratis bagi putra-putri daerah di jurusan Teknik Geologi.
Bupati Parigi Moutong, Erwin Burase, mengatakan kerja sama tersebut merupakan langkah nyata pemerintah daerah dalam membangun sumber daya manusia (SDM) unggul yang mampu mengelola potensi kekayaan alam secara mandiri dan berkelanjutan.
“Kita baru-baru ini sudah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Universitas Padjadjaran. Unpad akan membuka kelas khusus untuk Kabupaten Parigi Moutong, dengan kuota sekitar 20 sampai 30 orang anak. Mereka akan datang melakukan seleksi langsung di sini, khusus jurusan Teknik Geologi,” ujar Erwin usai memimpin rapat pembahasan revisi RTRW, Kamis (30/10).
Menurut Erwin, program ini menjadi bentuk komitmen pemerintah daerah dalam membuka akses pendidikan tinggi bagi generasi muda di Parigi Moutong. Seluruh biaya kuliah dan biaya hidup mahasiswa akan ditanggung oleh Pemda Parigi Moutong melalui kolaborasi dengan program BERANI Cerdas milik Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah.
“Insya Allah kuliahnya gratis. Anak-anak kita yang lulus akan dibiayai penuh, bukan hanya biaya kuliah tapi juga biaya hidupnya. Ini kolaborasi dengan program BERANI Cerdas dari Pak Gubernur,” terang Bupati.
Erwin menjelaskan, jurusan Geologi Pertambangan di Unpad merupakan salah satu yang terbaik di Indonesia dan menjadi satu-satunya universitas di tanah air yang memiliki fakultas geologi tersendiri. Ia berharap, anak-anak Parigi Moutong dapat memanfaatkan peluang emas ini sebaik mungkin.
“Kalau anak kita bisa kuliah di sana, mereka akan jadi tenaga ahli tambang yang dibutuhkan banyak perusahaan besar di Indonesia. Setelah lulus, peluang kerja mereka terbuka lebar,” ujarnya.
Selain membuka akses pendidikan, kerja sama antara Pemda Parigi Moutong dan Unpad juga mencakup bidang penelitian geologi dan pertanian. Kolaborasi ini merupakan bagian dari strategi pembangunan daerah berbasis riset dan inovasi.
Salah satu fokus riset yang akan segera dilakukan adalah penelitian terhadap penyakit bangkalan pada tanaman durian, yang selama ini menjadi momok bagi petani di Parigi Moutong. Penyakit tersebut menyebabkan batang dan akar durian membusuk, sehingga banyak pohon gagal berbuah bahkan mati sebelum panen.
“Kita juga meminta bantuan dari Unpad untuk meneliti penyakit bangkalan pada durian. Selama ini belum ditemukan obat atau penanganan efektifnya. Kami ingin masalah ini dikaji secara ilmiah agar ada solusi nyata bagi petani,” jelas Erwin.
Ia menambahkan, hasil riset tersebut diharapkan dapat menjadi dasar pengembangan pertanian durian yang sehat dan produktif, mengingat Parigi Moutong dikenal sebagai salah satu sentra durian unggulan di Sulawesi Tengah.
“Kita ingin Parigi Moutong bukan hanya dikenal karena potensi tambangnya, tapi juga karena hasil pertaniannya yang berkualitas. Kalau penyakit bangkalan ini bisa diatasi, maka ekonomi masyarakat petani durian akan meningkat,” tambahnya.
Melalui kolaborasi lintas bidang ini, Pemda Parigi Moutong menargetkan pembangunan daerah berbasis pendidikan, riset, dan inovasi. Program ini diharapkan tidak hanya menghasilkan tenaga ahli tambang, tetapi juga mencetak peneliti dan praktisi pertanian yang mampu mengatasi persoalan riil di lapangan.
“Kalau kita punya anak-anak lulusan geologi dan pertanian yang paham kondisi daerahnya, kita tidak perlu lagi bergantung pada tenaga ahli dari luar. Ini investasi besar untuk masa depan Kabupaten Parigi Moutong,” pungkas Erwin.*
 
			







