PARIGI MOUTONG – Pemerintah Daerah (Pemda) Parigi Moutong, gelar seminar hasil verifikasi data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE), khususnya anak putus sekolah.
“Data P3KE, oleh satuan tugas pengelolaan data, menunjukkan angka anak putus sekolah atau tidak tamat Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Parigi Moutong, sekitar 16.000 anak,” ungkap Wakil Bupati (Wabup), Parigi Moutong, H. Badrun Nggai, di Parigi, Senin, 27 Maret 2023.
Menurutnya, kegiatan seminar ini, sebagai tindak lanjut dari hasil verifikasi dan validasi langsung ke 278 desa dan kelurahan di 23 kecamatan di Kabupaten Parigi Moutong.
Selanjutnya, bersama seluruh stakeholder terkait, akan mencarikan solusi guna menurunkan angka anak putus sekolah serta meningkatkan akses pelayanan pendidikan inklusif di Kabupaten Parigi Moutong.
“Seperti Rancangan Undang-undang (RUU) Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) tahun 2022, di jelaskan bahwa warga negara Indonesia, wajib mengenyam pendidikan dasar selama 10 tahun dan pendidikan menengah tiga tahun,” urainya.
Akan tetapi, bentuk pendidikan dengan hadir di sekolah sering tidak dilakukan. Bahkan, kata dia, hal ini kerap kali terjadi karena faktor ekonomi masyarakat itu sendiri.
Badrun juga menjelaskan, ekonomi lemah merupakan salah satu kendala bagi sebagian masyarakat yang tidak dapat melanjutkan pendidikan, sehingga dampaknya banyak anak harus putus sekolah.
“Saya berharap kepada segenap stakeholder terkait, agar senantiasa memberikan edukasi kepada seluruh masyarakat, utamanya mereka yang tinggal di tempat-tempat terpencil,” pungkasnya.*