PARIGI MOUTONG – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Parigi Moutong akan digelar bulan November 2024. Sejumlah nama telah mencuat ke permukaan dan disebut-sebut akan mengikuti ruang kontestasi demokrasi lima tahunan itu melalui jalur independen. Nama-nama yang santer disebut adalah Ardi Kadir, Arman Maulana dan Osgar S. Matompo.
Laporan : Iwan Muhtar
Peluang para bakal calon independen untuk ikut bertarung di Pilkada Parigi Moutong tetap terbuka lebar. Meskipun mereka tidak memiliki dukungan partai politik, namun para bakal calon independen ini dapat mengandalkan popularitas, pengalaman dan kualitas yang mereka miliki untuk memenangkan hati masyarakat Parigi Moutong.
Ardi Kadir adalah mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Parigi Moutong dan pernah menjabat Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda).
Ardi Kadir dikenal sebagai sosok familiar. Namanya mulai populer sejak menjabat Kepala Bidang di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Parigi Moutong. Apalagi setelah menduduki jabatan tertinggi di instansi yang mengurusi para guru tersebut, namanya makin dikenal banyak orang. Popularitasnya sebagai pejabat birokat semakin melejit ketika ia menduduki jabatan Kepala Bappelitbangda. Puncaknya saat memegang jabatan karir tertinggi di daerah ini, yaitu Sekda. Saat menduduki jabatan ini, orang-orang yang mendorongnya untuk menjadi orang nomor satu di daerah ini terus berdatangan. Bahkan menantangnya untuk segera mengambil sikap, maju atau tidak. Saat itu, Ardi Kadir hanya merespon dingin. Sesekali menjawab tantangan itu dengan candaan. Namun setelah pensiun dari jabatan Sekda, Ardi Kadir mulai tancap gas, menyeriusi tantangan itu dengan melakukan pergerakan politik dari Desa ke Desa.
Sejak beberapa bulan terakhir, ia bersama komunitasnya terlihat terus bergerak membangun komunikasi politik dengan setiap warga yang ditemui. Tujuannya jelas, yaitu meminta restu dan dukungan masyarakat dengan cara mengumpulkan foto kopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) untuk maju di Pilkada Tahun 2024 melalui jalur independen.
Saat dikonfirmasi mengenai hal ini, Ardi Kadir langsung mengiyakan.
“Iya, Insha Allah, saya akan maju Pilkada melalui jalur independen,” ujar Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Parigi Moutong ini.
Ia mengakui, cukup banyak pertanyaan yang dilontarkan warga kepadanya mengenai keseriusannya untuk maju Pilkada. Bahkan menanyakan, partai apa yang akan dikendarai untuk maju.
“Tapi setelah dijelaskan bahwa saya masuk lewat jalur independen dan harus mengumpulkan KTP, baru mereka paham. Alhamdulillah, mereka mendukung saya yang dibuktikan dengan menyerahkan foto KTP-nya secara ikhlas,” jelasnya.
Hingga saat ini, Ketua Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Kabupaten Parigi Moutong ini masih menggalang dukungan masyarakat dengan cara mengumpulkan KTP. Ia optimis, mampu memenuhi syarat calon perseorangan untuk maju Pilkada 2024. Soal pasangan, Ardi masih enggan menyebutnya.
“Yang jelas saya maju sebagai calon bupati. Wakilnya, nantilah saya sampaikan,” kata Ketua Kwarcab Kabupaten Parigi Moutong tersebut.
Keinginan Ardi Kadir untuk maju Pilkada lewat jalur independen akan mendapat perlawanan berat dari Arman Maulana, salah seorang figur potensial yang disebut-sebut juga ikut bertarung melalui jalur yang sama.
Arman Maulana, pernah menjabat Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Kepala Dinas Sosial dan Asisten Administrasi Umum Setda Kabupaten Parigi Moutong. Saat ini, ia menjabat Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Parigi Moutong.
Informasi yang diperoleh, masa bhakti Arman Maulana sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) akan berakhir tahun ini.
Saat dikonfirmasi, Arman Maulana menegaskan bahwa dirinya sudah siap maju dan bertarung di Pilkada Parigi Moutong.
“Saya siap maju karena atas dukungan berbagai kalangan, baik keluarga dan sahabat-sahabat saya,” kata Arman.
Mengenai syarat dukungan calon perseorangan, Arman tidak khawatir. Bahkan ia
mengaku telah memenuhi persyaratan itu.
“Sekarang tinggal menunggu jadwal dan tahapan KPU tentang verifikasi administrasi bakal calon perseorangan,” jelasnya.
Arman Maulana dikenal sebagai sosok familiar dan bersahabat. Sebagai birokrat, namanya belum pernah tercoreng. Nyaris tak pernah terdengar, Arman Maulana, bermasalah ketika memimpin Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Integritas dan kredibilitasnya masih terjaga hingga saat ini.
Sedangkan niatnya untuk maju Pilkada, mulai berhembus sejak tahun 2022. Sejak itu pula, timnya mulai bekerja mencari dukungan. Hingga akhirnya, bisa mendapatkan dukungan dalam jumlah yang cukup banyak.
Beredar kabar, Arman Maulana akan menggandeng H. Abdul Sahid, salah seorang pengusaha galian c di Kota Palu, sebagai pasangannya. Kabar ini mulai mencuat seiring munculnya niat Arman Maulana untuk ikut Pilkada. Arman juga terlihat sangat aktif mengikuti acara atau kegiatan yang digelar oleh masyarakat.
Agresivitas Arman untuk mencari simpati dan dukungan masyarakat, mengindikasikan peluangnya semakin besar untuk ikut bertarung. Hal itu beriringan dengan dukungan berbagai kalangan kepada Arman dan Sahid yang terus mengalir. Bila pasangan ini terbentuk, maka patut diperhitungkan oleh bakal calon lain, termasuk Ardi Kadir yang nota bene adalah sahabatnya.
Ardi Kadir dan Arman Maulana lahir dari embrio yang sama, yaitu tenaga pengajar alias guru. Menjadi guru (jabatan fungsional) selama bertahun-tahun sebelum masuk dan memegang jabatan struktural di masa kepemimpin Longki Djanggola selaku Bupati Parigi Moutong. Ardi Kadir pernah menjabat Kepala SMPN 1 Parigi. Sedangkan Arman Maulana, Kepala SMA Negeri 1 Ampibabo. Meski dari embrio yang sama, keduanya memiliki basis dukungan masing-masing. Basis dukungan Ardi kadir, tersebar di beberapa wilayah. Sedangkan Arman Maulana, lebih dominan di wilayah Kecamatan Ampibabo dan sekitarnya.
Selain kedua nama itu, Osgar Matompo, seorang akademisi dan praktisi hukum, juga disebut akan ikut bertarung menjadi orang nomor 1 di Kabupaten Parigi Moutong melalui jalur independen. Namun tidak banyak informasi yang diperoleh mengenai pergerakan politik sosok satu ini.
“Pergerakannya memang terkesan senyap. Tapi, orang-orangnya saya lihat sudah bergerak sejak lama, mencari dukungan untuk pak Osgar yang mau maju Pilkada melalui jalur independen,” ujar, Riswan B. Ismail, salah seorang aktivis LSM di daerah ini.
Osgar Matompo, oleh beberapa kalangan, diyakini dapat menjadi ancaman serius bagi nama lain, karena sudah memahami kondisi, perkembangan dan masalah di daerah ini.
Osgar Matompo pernah menjadi anggota DPRD Kabupaten Parigi Moutong Periode 2004-2009 yang dikenal vokal pada saat itu.
Usai menjadi anggota DPRD, Osgar menjadi salah seorang dosen di Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Palu. Bahkan Osgar pernah menjadi Dekan Fakultas Hukum di perguruan tinggi ternama di Kota Palu tersebut. Ia menjabat Dekan Fakultas Hukum selama dua periode. Aktif bekerja sebagai advokat dan menjadi auditor hukum bergelar CLA. Sebagai advokat ternama dan pengurus DPN Peradi, ia sering mendampingi kasus-kasus besar di negara ini dan menjadi konsultan hukum dibeberapa perusahaan besar.
Atas dasar itu, Osgar Matompo dianggap telah memiliki pengalaman dalam bidang politik, hukum dan pemerintahan untuk menjadi Bupati Parigi Moutong. Bahkan secara finansial, Osgar disebut telah siap menghadapi Pilkada Parigi Moutong.
Beberapa gelar akademik yang disandangnya seperti Doktor, membuatnya menjadi sosok intelektual yang cerdas dan memiliki kemampuan mumpuni untuk menjadi Kepala Daerah.
Merujuk syarat calon perseorangan yang disebutkan dalam peraturan perundangan, maka mereka yang mau menjadi kontestan Pilkada Parigi Moutong, harus mengantongi dukungan yang dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk sebanyak 8,5 persen dari jumlah pemilih yang terdaftar (DPT). Jumlah DPT Parigi Moutong saat ini sebanyak 301.013. Dengan demikian, para ‘pemburu’ KTP itu harus mengantongi dukungan sebanyak 25 ribu lebih.
Belajar dari upaya Anwar H. Saing (Aco Malino) untuk lolos menjadi calon perseorangan pada Pilkada 2018, maka upaya mendapatkan dukungan itu tidaklah mudah. Terbukti, perjuangan Anwar H. Saing untuk lolos menjadi calon perseorangan harus kandas di Pengadilan karena dianggap tidak memenuhi syarat.
Ardi Kadir, Arman Maulana dan Osgar S. Matompo tentu menyadari hal itu. Tapi Ardi dan Arman sudah mengutarakan optimismenya. Mereka yakin bisa memenuhi syarat. Yakin bisa jadi calon perseorangan dan yakin bisa bersaing pada Pilkada 2024.
Untuk bisa menang Pilkada, maka para bakal calon independen ini harus mampu mengatasi sejumlah tantangan dalam memenangkan Pilkada Parigi Moutong. Salah satu tantangan tersebut adalah minimnya akses dan dukungan dari para elit yang memiliki pengaruh besar di daerah ini, karena rata-rata sudah memiliki partai politik dan calon masing-masing.
Maka, para calon independen harus bekerja keras untuk memperoleh dukungan dan kepercayaan masyarakat Parigi Moutong melalui program-program yang inovatif dan efektif dalam memajukan Kabupaten Parigi Moutong.*
Comments 0