PARIGI MOUTONG – Dinas Kesehatan (Dinkes) Parigi Moutong terus memberikan pendampingan kepada pasien penderita penyakit TBC, untuk menekan penularannya.
Hal itu diungkapkan Sekretaris Dinkes Parigi Moutong, Ellen Ludia Nelwan yang ditemui Songulara diruang kerjanya, Kamis (4/7).
Dia mengatakan, penyakit TBC merupakan penyakit yang sangat menular yang disebabkan oleh salah satu bakteri. Untuk menyebarnya dari satu orang ke orang lainnya, ketika penderita penyakit tersebut mengeluarkan dahak atau cairan liur dari mulut yang berisi kuman ke udara.
Misalnya kata dia, saat batuk, bersin, berbicara, bernyanyi, atau bahkan tertawa. Sehingga, penderita penyakit tersebut harus mengetahui dirinya menderita penyakit tersebut, serta apa yang harus dilakukan agar tidak menularkan ke orang lain.
“Penularan penyakit TBC ini lebih mudah dari penularan HIV AIDS, yang sama-sama mematikan. Sebab, penderita TBC yang membuat air liur sembarang akan menyebarkan bakteri itu ke udara dan bisa mengakibatkan orang lain ikut tertular,” jelasnya.
Namun menurut dia, penderita penyakit tersebut dapat sembuh dengan catatan harus segera memeriksakan dirinya ke tenaga medis atau dokter. Misalnya, jika mengalami batuk lebih dari 10 hari, sebaiknya langsung ke puskesmas untuk pemeriksaan air liur di Laboratorium.
Kemudian kata dia, jika positif menderita TBC yang bersangkutan diberikan pendampingan, salah satunya memberikan obat kepada yang bersangkutan selama enam bulan lamanya. Selain itu, agar memastikan penderita mengkonsumsi obat yang diberikan, setiap satu minggu sekali pasien diwajibkan datang mengambil obat di Puskesmas terdekat.
“Kenapa kami tidak memberikan obatnya langsung untuk kebutuhan enam bulan, dikhawatirkan, pasien tidak akan mengkonsumsi obat itu. Disamping itu juga, Puskesmas yang menangani pasien dapat melihat progres penanganan pasien,” ujarnya.
Dia menambahkan, pendampingan bagi pasien TBC yang masih banyak ditemukan di Kabupaten Parigi Moutong, dilakukan langsung oleh pihak Puskesmas. Pihaknya, terus berupaya menyediakan obat, yang dibutuhkan.
“Untuk pencegahan penularannya, kami juga terus berupaya memberikan penyuluhan kepada penderita agar tidak membuang air liurnya disembarang tempat. Serta untuk mencegah agar tidak tertular, melakukan pola hidup yang sehat,” tuturnya.