PARIGI MOUTONG – Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, perayaan pergantian tahun 2019 di Kabupaten Parigi Moutong sepi dari pertunjukan hiburan, petasan atau kembang api.
Pada pergantian Tahun masehi ini, Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong menggelar dzikir dan doa bersama di rumah jabatan Bupati, jalan Toraranga Parigi, Senin (31/12) malam.
Kegiatan dzikir ini dihadiri Ketua MUI Kabupaten Parigi Moutong, KH Qasim Abdul Madjid, Ketua TP-PKK Kabupaten Parigi Moutong, Dra Hj Noor Wachida Prihartini S Tombolotutu, para Asisten dan Kepala OPD serta Para Pejabat setingkat eselon III dan IV lingkup Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong, majelis taklim dan masyarakat umum.
Acara dzikir yang berlangsung sederhana ini diakhiri dengan tauziah yang disampaikan Wakil Sekjen Dewan Pengurus Pusat Majelis Ulama Indonesia, DR. H. Najamuddin Ramly, M.Si.
Najamuddin Ramly dalam tauziahnya mengajak kepada seluruh masyarakat muslim di Kabupaten Parigi Moutong terus mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ia bangga terhadap Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong serta Daerah lainnya di Indonesia yang membuat surat edaran melarang warganya merayakan tahun baru masehi ini dengan menggelar hiburan malam, tetapi menggantinya dengan kegiatan ibadah.
“Biasanya malam tahun baru itu identik dengan hiburan malam, pesta pora, menyalakan kembang api, pesta miras, main perempuan. Nah, saya bangga saya membaca surat edaran Pemprov Sulteng, surat edaran Pemda Parigi Moutong dan Pemda lainnya di Indonesia yang tidak mengizinkan warganya merayakan malam pergantian tahun dengan pesta pora. Semua itu adalah bentuk penolakan terhadap musibah yang akhir-akhir ini melanda negeri,” ujarnya.
Menurutnya, Allah telah memperlihatkan tanda- tanda kebesarannya dengan menurunkan musibah agar manusia bisa melakukan introspeksi diri dan bermuhasabah. “Kalau ada yang mau coba-coba menentang kekuasaan Allah coba saja,” kata Najamuddin.
Ia mempersilakan kepada setiap individu mengejar kemewahan di dunia, memiliki harta, rumah, mobil yang banyak, asalkan katanya kemewahan itu bisa menjadikan setiap individu lebih dekat dengan Allah SWT. “Tidak masalah kita ingin kaya, ingin punya rumah, mobil banyak asalkan semua kemewahan itu bisa lebih mendekatkan diri kita kepada Allah SWT,” tandasnya.
Direktur Diplomasi dan Warisan Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI itu juga memuji perkembangan pembangunan di Kabupaten Parigi Moutong yang menurutnya makin pesat. Kata Nadjamuddin, membangun daerah ini tidak akan cukup jika hanya mengandalkan APBD, sehingga perlu dilakukan lobi dan kerjasama dengan Pemerintah pusat. “Alhamdulillah sebagai anak asli Parigi Moutong yang berkarir di pusat, walaupun sedikit saya juga ikut membantu daerah ini,” katanya.
Ia juga memuji kepedulian Bupati Parigi Moutong dan jajarannya yang selalu ramah menyambut setiap tamu yang datang ke daerah ini. “Walaupun yang datang hanya kepala seksi, tapi Pak Bupati dan ibu selalu menyambut dengan ramah dan dilayani seperti pejabat tinggi. Sama sekali tidak ada perbedaan pelayanan. Hal itu kemudian menimbulkan kesan yang baik bagi pejabat pusat yang datang kesini. Jadi kalau ada bantuan mereka selalu mengarahkan ke Parigi Moutong,” pungkasnya.***