PARIGI MOUTONG – Wakil Kepala (Waka) Polres Parigi Moutong, Kompol I Ketut Tardius, membantah tudingan anggotanya telah melakukan penganiayaan kepada almarhum Jufri (50), warga Desa Olaya Kecamatan Parigi, yang meninggal dunia usai penangkapan belum lama ini.
Kata Ketut, Jufri meregang nyawa murni karena upaya melarikan diri dengan cara melompat dari jembatan kembar di jalur II Desa Pambolowo.
“Jufri alias Jhon alias Daeng yang merupakan Target Operasi (TO) dari pengembangan kasus pencurian motor (curanmor) yang beberapa kali terjadi di Kota Palu dan Kabupaten Parigi Moutong,” ungkap Waka Polres saat konfrensi pers yang digelar di aula Mapolres, Rabu (11/10).
Menurutnya, penangkapan almarhum Jufri pada hari Selasa malam tanggal 10 Oktober sekitar pukul 23.00 Wita, dilakukan tim gabungan Buser Polres Parigi Muotong dan Polda Sulteng yang disaksikan istrinya, Rosmin Mangkida.
Sekitar pukul 23.40 Wita, tim berhenti didekat jembatan Desa Pombalowo untuk memperjelas lokasi. Setelah memberikan keterangan kepada tim, kemudian tersangka mencoba melarikan diri dengan melompat dan jatuh kedasar jembatan.
“Pada saat terjatuh tubuh korban terhempas di bambu saluran air, batu dan dasar pondasi. Saat itu Jufri masih bisa berkomunikasi dengan tim Buser. Pada saat ditanya kondisinya, ia hanya mengeluhkan rasa sakit namun masih dapat menunjukan TKP penadah,” terangnya.
Pada pukul 01:20 Wita lanjutnya, tim Buser bersama tersangka mengantar barang bukti ke Polsek Parigi. Setelah itu, tersangka mengeluh sakit. Anggotanya langsung mengantar yang bersangkutan ke RSUD Anuntaloko Parigi.
Setiba dirumah sakit, Tim Buser langsung menyerahkan penangangan tersangka ke petugas IGD untuk tindakan medis. Namun pukul 01:45 Wita, petugas medis menyatakan tersangka meninggal dunia.
Sebelumnya, pihak keluarga Jufri merasa ada kejanggalan dengan kondisi jenasah usai beberapa jam penangkapan dilakukan dirumahnya. Guna memastikan hal tersebut, pihak keluarga meminta korban diotopsi, dan permintaan tersebut disahuti Polda Sulteng. Jenazah kemudian dibawa ke Rumah Sakit Bayangkara pada hari Kamis (12/10) untuk diotopsi. AKSA