PARIGI MOUTONG – Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Parigi Moutong mengatakan masih banyak Puskesmas yang belum maksimal melakukan tracing atau pelacakan.
Juru bicara Satgas Percepatan Penanganan COVID-19 Parigi Moutong, Irwan, mengatakan bahwa menurut laporan pihak Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas I Makassar Kementerian Kesehatan (Kemenkes), masih banyak Puskesmas yang tidak bekerja secara penuh akibat kurangnya pemeriksaan sampel.
“Makanya kami mendorong pihak Puskesmas untuk melakukan pengiriman fases dalam sehari harus melebih 100 sampel,” ujar Irwan, Dilansir dari laman www.jurnallentera.com, Senin (6/9).
Selain itu ia juga mengungkapkan bahwa Puskesmas yang ada di Parigi Moutong juga kebanyakan menganggur, karena kurangnya sampel yang dikirim.
Padahal, pihak BTKLPP Kelas I Makassar menginginkan pemeriksaan sampel dalam sehari bisa mencapai 400-500 sampel. Namun kenyataanya jumlah sampel yang diperiksa tidak mencapai seperti itu, sehingga ia menilai upaya tracing belum dilakukan dengan maksimal.
“Jumlahnya hanya rata-rata 100 sampel. Bahkan, ada yang kurang. Jadi maunya mereka dilakukan lagi tracing yang lebih ketat.” katanya.
Dia juga mengungkapan bahwa tidak menutup kemungkinan, jika nantinya upaya tracing covid-19 di Parigi Moutong tidak terlalu banyak maka laboratorium PCR mobile akan digeser ke daerah lain yang lebih membutuhkan.
Demi memaksimalkan hasil pemeriksaan sampel, pihaknya telah ditawarkan beberapa opsi dari BTKLPP Kelas I Makassar Kemenkes. Salah satunya yaitu bagi Puskesmas yang belum memiliki tenaga untuk pengambilan sampel maka akan diberikan pelatihan.
“Mereka siap memberikan pelatihan, tinggal dijadwalkan. Puskesmas mana yang lebih dulu diberikan pelatihan,” ucap Irwan.
Dia berharap, dengan adanya laboratorium PCR mobile, semakin banyak sampel yang akan diperiksa.
Hingga kini jumlah fases yang dikirim baru sekitar 850 sampel. Dari jumlah itu, tercatat 44 persen yang dinyatakan positif.
Comments 0