Songulara.com - Cerdas Mendidik
No Result
View All Result
  • Login
  • DAERAH
  • NASIONAL
  • PERISTIWA
  • PENDIDIKAN
  • EKONOMI
  • SPORT
  • LAINNYA
    • Kesehatan
    • Unik
    • Pariwisata
Songulara.com - Cerdas Mendidik
No Result
View All Result
Home Daerah

Derita Hirschsprung, Bayi Usia 8 Bulan di Parigi Moutong Butuh Bantuan Dermawan

Redaksi Songulara by Redaksi Songulara
4 Juli 2024
A A

PARIGI MOUTONG – Bayi berusia 8 bulan bernama Khaulah Senja Nafisah, yang biasa disapa Senja, warga Desa Silanga, Kecamatan Siniu, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, lahir dengan keterbatasan.

Anak kedua dari pasangan Moh Rifdal dan Yuliani ini, menderita penyakit Hirschsprung (HIRSH-sproongz), adalah suatu kondisi yang mempengaruhi usus besar (kolon) dan menyebabkan masalah buang air besar.

Kondisi ini, muncul sejak lahir atau bawaan akibat hilangnya sel saraf, pada otot usus besar bayi Senja.

Ibu kandungnya Yuliani mengaku, tak menduga anaknya menderita penyakit langka tersebut.

Baca Juga

Bupati Parigi Moutong Cabut Usulan Wilayah Pertambangan

Sekda Parigi Moutong Audiensi ke Bapanas, Tawarkan Digitalisasi Distribusi Pangan

Kejati Sulteng Tetapkan Tiga Tersangka Kasus Korupsi Tiga Ruas Jalan di Parigi Moutong

Padahal, bayi Senja terlihat sehat saat lahir, dengan berat badan 3 kilogram di Puskesmas Siniu, pada 14 Oktober 2023.

“Senja lahir sehat, tapi memang lebih cepat dari prediksi dokter, yang memperkirakan proses persalinan pada 5 November 2023,” kata Yuliani.

Senada, Moh Rifdal, ayah kandung bayi Senja mengaku baru menyadari anaknya menderita penyakit Hirschsprung, setelah mendapatkan penanganan medis.

Awalnya, ketika dibawa pulang ke rumah setelah proses persalinan, bayi Senja tak bisa buang air besar.

Perut anaknya membesar dan terus menangis semalaman. Ia pun bergegas membawa bayi Senja kembali ke Puskesmas Siniu bermodalkan BPJS Kesehatan bantuan pemerintah.

Setiba di sana, bayi Senja langsung dirujuk ke Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Defina, di Desa Bambalemo, Kecamatan Parigi.

“Di RSIA Defina, anak saya hanya diobservasi semalaman. Kemudian dirujuk lagi ke RSUD Anuntaloko Parigi,” ujarnya.
Selama menjalani perawatan medis di ruang NICU RSUD Anuntaloko Parigi, kondisi bayi Senja tetap sama, tak menunjukan perubahan.

Bahkan, kata dia, dari pusar anaknya mengeluarkan belatung. Hal ini, menambah kekhawatirannya hingga mengeluarkan bayi Senja secara paksa dari rumah sakit.

“Saya membawa pulang anak saya secara paksa. Karena, melihat video dari salah seorang perawat di Nicu, ada belatung keluar dari pusatnya,” ungkapnya.

Seminggu setelah keluar dari rumah sakit, kondisi perut anaknya semakin membesar, meskipun sempat menjalani perawatan alternatif di Kecamatan Sausu.

Pasangan Moh Rifdal dan Yuliani akhirnya, kembali membawa anaknya ke RSUD Anuntaloko Parigi. Kali ini, mereka meminta bayi Senja untuk segera dirujuk ke RSUD Undata Palu.

“Surat rujukan kami tunggu sekitar satu minggu baru keluar dari pihak RSUD Anuntaloko Parigi,” imbuhnya.

Setibanya di RSUD Undata Palu, bayi Senja langsung menjalani operasi. Saat itu, lanjut Moh Rifdal, tenaga medis sempat memarahinya karena terlambat membawa anaknya untuk mendapatkan penanganan.

“Saya bilang, jangan salahkan saya, karena yang lama itu dari rumah sakit asal di Parigi,” ujarnya.

Pasangan Moh Rifdal dan Yuliani tetap iklas melalui berbagai proses penanganan medis, agar bayi Senja segera sembuh.

Setelah operasi, bayi Senja harus rawat jalan secara rutin. Setiap bulan, Rifdal dan Yuliani membawanya ke RSUD Undata Palu dari kampung halaman, di Desa Silanga.

Kini, bayi Senja membutuhkan penanganan medis lanjut. Dokter di RSUD Undata Palu, menyarankan untuk membawanya ke Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

“Ini menjadi kendala kami. Saya sudah minta agar dibawa langsung dengan ambulans, tapi anak saya bukan pasien darurat. Jadi harus kami sendiri yang ke Makassar,” keluhnya.

Moh Rifdal dan Yuliani yang hanya bekerja sebagai tenaga honorer mengaku tak memiliki biaya untuk membawa bayi Senja menjalani operasi lanjutan di Makassar. Sehingga terpaksa meminta waktu ke pihak RSUD Undata Palu, untuk menunda surat rujukan. Sebab, untuk menutupi kebutuhan harian bayi Senja saja, mereka kerap kesulitan. Tak jarang, kantong medis penampung kotoran diganti dengan plastik pembungkus es.

“Saya guru honorer di SMK Khatulistiwa, dan istri saya di Kelurahan Bantaya. Kami sedikit kewalahan soal biaya,” akunya.

Hingga kini, ia mengaku telah berupaya mencari bantuan ke sejumlah komunitas pencinta alam dan Yayasan Rumah Dua Jari di Palu, namun belum membuahkan hasil.

Moh Rifdal berharap, bayi Senja mendapatkan bantuan dari pihak darmawan maupun yayasan peduli kemanusiaan, agar segera menjalani operasi lanjutan.

“Siapa saja yang ingin membantu anak saya, dapat menyalurkan ke rekening Bank Sulteng 1020204091970, atas nama Yulia A, nomor telpon 0822-9341-0640,” pungkasnya.*

ShareTweet
Previous Post

Sejumlah OPD Dijabat Pelaksana Tugas Lebih dari Enam Bulan

Next Post

KPU Parigi Moutong Gelar Rekapitulasi Hasil Verfak Syarat Dukungan Perseorangan

ArtikelLainnya

Bupati Parigi Moutong Cabut Usulan Wilayah Pertambangan

Bupati Parigi Moutong Cabut Usulan Wilayah Pertambangan

11 Oktober 2025
Sekda Parigi Moutong Audiensi ke Bapanas, Tawarkan Digitalisasi Distribusi Pangan

Sekda Parigi Moutong Audiensi ke Bapanas, Tawarkan Digitalisasi Distribusi Pangan

10 Oktober 2025
Kejati Sulteng Tetapkan Tiga Tersangka Kasus Korupsi Tiga Ruas Jalan di Parigi Moutong

Kejati Sulteng Tetapkan Tiga Tersangka Kasus Korupsi Tiga Ruas Jalan di Parigi Moutong

9 Oktober 2025
Parigi Moutong Sumbang 40 Persen Ekspor Durian Sulteng, Bapenda Siapkan Data untuk DBH

Parigi Moutong Sumbang 40 Persen Ekspor Durian Sulteng, Bapenda Siapkan Data untuk DBH

9 Oktober 2025
Muhammad Basuki Soroti Pelayanan RSUD Anuntaloko akibat Kekosongan Obat Dasar

Muhammad Basuki Soroti Pelayanan RSUD Anuntaloko akibat Kekosongan Obat Dasar

7 Oktober 2025
KADIN Parigi Moutong Desak Pemprov Sulteng Susun Regulasi Durian untuk Dongkrak PAD

KADIN Parigi Moutong Desak Pemprov Sulteng Susun Regulasi Durian untuk Dongkrak PAD

1 Oktober 2025

Comments 1

  1. Ping-balik: Target 10 Ribu Massa, Berani Hadirkan Wali Band di Deklarasinya - Songulara.com

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Recommended Stories

Parigi Moutong Punya Peluang Kembangkan Tiga Komoditi Ternak  

21 Agustus 2020

DISPKH Parigi Moutong Kembali Galakkan Vaksinasi PMK

12 Februari 2024

Wabup Himbau Warga Manfaatkan Baik Fasilitas Pamsimas dan SLBM

27 Januari 2018

Popular Stories

  • Ganti Nama Penerima, Penyaluran Beras Bantuan Pangan oleh Dinsos di Keluhkan

    Ganti Nama Penerima, Penyaluran Beras Bantuan Pangan oleh Dinsos di Keluhkan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Komitmen 100 Hari Kerja Erwin Burase di Rapat Kerja Perdana

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Masa Jeda Hukuman Nizar Rahmatu Kembali Disoal

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pasca DPD Gerindra, Giliran PERISAAI NSL Dukung Erwin-Sahid

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketemu Bupati, Kepala OPD Cukup di Kantor Saja

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
FOLLOW US

© 2023-2025 Songulara.com - All Rights Reserved

No Result
View All Result
  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer

© 2023-2025 Songulara.com - All Rights Reserved

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In