PARIGI MOUTONG – Para pelaku tambang emas rakyat di Desa Kayuboko Kecamatan Parigi, didesak untuk mengurus izin resmi, dalam bentuk Izin Pertambangan Rakyat (IPR).

“Hal ini penting, agar mereka mendapat legalitas. Kita ketahui bersama, apabila mengurus IPR, yang penting dilengkapi terlebih dahulu adalah dokumen lingkungan, apakah itu model UKL/UPL ataupun AMDAL. Dengan adanya dokumen lingkungan, maka para petambang akan melakukan usaha, dengan mendahulukan kepentingan kelestarian lingkungan,” ungkap Ketua LSM Tiga Pilar, Muhammadong, kepada SonguLara.Com, di salah satu Warung Kopi di Kota Parigi, Senin (23/9).
Madong sapaan akrabnya, menyebutkan, dengan tidak adanya dokumen lingkungan pada kegiatan pertambangan rakyat, akan menimbulkan rasa was-was, terkait akan adanya potensi kerusakan lingkungan.
“Kajian lingkungan, akan memberikan rekomendasi perihal apa saja yang dibolehkan dalam kegitan tembang emas rakyat di sana,” jelas Madong.
Selain itu kata dia, dengan adanya izin IPR, maka pemerintah secara resmi dapat memungut pajak atau retribusi, guna kepentingan pembangunan.
Izin IPR Kayuboko, Harus Merubah Perda Tata Ruang Parigi Moutong
Terpisah, Kasi Gakum Bidang Pendataan Lingkungan DLH Parigi Moutong, Mohamad Idrus, menjelaskan, bahwa pelaku tembang emas rakyat di Desa Kayubuko, sudah pernah mangajukan permohonan IPR, untuk mendapatkan rekomendasi dari Bupati, untuk penerbitan izin dari Menteri ESDM.

“Hanya saja ketika itu permohonan itu terbentur pada Perda Nomor 2 Tahun 2011 tentang Tata Ruang Kabupaten Parigi Moutong. Dalam Perda, wilayah Desa Kayuboko khususnya, dan Parigi Moutong pada umumnya, bukanlah kawasan pertambangan. Olehnya saran saya, jika memang Pemkab Parigi Moutong mau merekomendasikan IPR di Desa Kayuboko, maka Perda Tata Ruang harus dirubah terlebih dahulu,” urai Idrus.
Dalam hal ini, para pemohon bisa mengadu ke DPRD Parigi Moutong, guna perubahan Perda yang dimaksud.
“Apalagi Perda tata ruang kita, sudah berusia 8 tahun. Aturannya, Perda dapat dirubah jika telah berusia lima tahun,” tandas Idrus.