PARIGI MOUTONG – Ribuan umat Hindu yang berasal dari 18 pura agung, yang tersebar dari Kecamatan Torue, Balinggi dan Sausu, menggelar ritual penyucian atau melasti, yang dipusatkan di pantai Segara Indah Desa Torue, Kamis (15/3).
“Ritual penyucian ini merupakan rangkaian kegiatan keagamaan menyambut datangnya Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1940, yang nantinya dilakukan Tapa Brata penyepian, dengan tidak melakukan lima larangan yang sudah ditetapkan dalam kitab suci Weda,” ujar Ketua panitia kegiatan, I Nyoman Sudana.
Mulai pukul 06.00 Wita, ribuan iring-iringan umat Hindu baik yang mengendarai roda dua, roda empat dan mobil truk yang memuat Jumpana atau usungan sebagai simbol dewa Brahma dari pura masing-masing untuk kemudian disucikan dalam ritual melasti.
Ritual melasti katanya, dilengkapi dengan berbagai sesajen, baik sesajen khas Jawa maupun Bali. Sesajen tersebut sebagai simbolisasi Tri Murti atau tiga Dewa dalam Agama Hindu yaitu Wisnu, Siwa dan Brahma.
Upacara melasti merupakan proses pembersihan lahir batin manusia dan alam, dengan jalan menghayutkan segala kotoran menggunakan air kehidupan. Oleh karena itu prosesi sembahyang dilakukan disumber-sumber air selambat-lambatnya menjelang sore. Upacara ini bertujuan memohon kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa agar Umat Hindu diberi kekuatan dalam melaksanakan rangkaian Hari Raya Nyepi.
Selain itu prosesi melasti ini mengingatkan umat agar meningkatkan terus baktinya kepada Tuhan. Kemudian peningkatan bakti itu untuk membangun kepedulian agar aktif melakukan pengentasan penderitaan hidup bersama dalam masyarakat atau anggayutaken laraning.
“Dengan melakukan empat hal ini barulah manusia berhak mendapatkan sari-sari kehidupan di bumi ini. Saat melakukan tapa brata penyepian di hari Raya Nyepi, kami benar-benar terbebas dari noda dan dosa,” pungkasnya. IWAN TJ