PARIGI MOUTONG – Sebanyak 520 orang anak dari sejumlah sekolah mulai dari tingkat Paud, SD, SMP dan SMA yang menjadi korban gempa 28 September lalu di Kabupaten Parigi Moutong memperoleh bantuan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Parigi Moutong.
Bantuan yang diberikan berupa sembako sebanyak 520 bungkus untuk siswa dan guru yang terkena dampak gempa secara langsung serta uang tunai untuk pengobatan bagi siswa luka-luka dan siswa yang meninggal dunia.
Bantuan itu diserahkan secara simbolis Wakil Bupati Parigi Moutong, H. Badrun Nggai, SE di aula SMP Negeri 2 Parigi, Jum’at (26/10).
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Parigi Moutong, Adrudin Nur SPd MSi dalam laporannya mengatakan, penyerahan bantuan itu merupakan bentuk solidaritas kawan-kawan guru maupun anak murid di wilayah Kabupaten Parigi Moutong melalui aksi solidaritas Rp2 ribu setiap siswa, sehingga bisa terkumpul membantu sebanyak 520 anak. “Tidak hanya anak sekolah tapi kami juga memberikan bantuan kepada guru yang terkena dampak bencana. Semoga bantuan ini bermanfaat,” kata Adrudin.
Wakil Bupati Parigi Moutong, H Badrun Nggai SE dalam sambutannya mengatakan, musibah gempa bumi yang terjadi 28 September lalu perlu dijadikan bahan renungan agar manusia dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT.
“Kita yang masih hidup melalui kesempatan ini, mari kita tingkatkan kadar keimanan kita dan bermohon ampunan kepada sang pencipta agar daerah kita dijauhkan dari malapetaka dan diberikan keselamatan,” ujarnya.
Menurutnya fenomena alam yang terjadi perlu dijadikan bahan introspeksi secara dini apa yang harus dipersiapkan ketika hal itu terjadi. “Musibah kemarin adalah cobaan dari Allah SWT untuk menguji kadar keimanan kita. Oleh karena itu kita harus bermuhasabah, kita tingkatkan kadar keimanan kita kepada Allah SWT,” harapnya.
Para siswa yang menerima bantuan itu, antara lain Aldi Fahri dan Moh Nurul Hadi dari SDN 3 parigi. Kedua anak ini meninggal dunia. Selanjutnya Nur Halifah dari SD Inpres 2 Bantaya, korban mengalami patah kaki karena tertindis reruntuhan serta Moh Asrhi Hidayah dari SD Inpres 1 Bantaya bersama salah seorang guru serta Saiful dari SMPN 2 Parigi dan Nurafia yang merupakan guru kelas SDN 3 Parigi.