PARIGI MOUTONG – Sekira tiga rumah warga di Dusun Trans Nelayan Desa Kasimbar, terancam roboh akibat terkena dampak abrasi pantai yang terus mengikis halaman pemukiman warga dilingkungan trans nelayan Kasimbar.
“Sebenarnya bibir pantai dari perumahan ini cukup jauh, namun karena tidak adanya pemecah ombak ataupun tanggul penghalang ombak, lambat laun air laut sudah mencapai rumah warga,” ujar salah satu warga Dusun Trans Nelayan, Ical, kepada Songulara, Senin (16/4).
Ia mengatakan, kondisi ini sangat memprihatinkan, sebab bahan yang digunakan sebagai penyangga rumah sudah terseret arus. Untuk mengantisipasi, warga harus menggunakan kayu untuk menyangga kembali rumah mereka agar tidak roboh.
Selain itu, ada juga warga yang membuat pemecah obak dari karung yang diisi dengan pasir dan di pasang depan rumah, agar ombak tidak mencapai rumahnya. Namun belum berapa lama terpasang, pemecah ombak yang di buat sudah rusak.
Saat ini kata dia, kondisi ombak berlum terlalu kencang. Jika musim angin dari arah timur tiba, kondisi rumah yang berada dekat dengan bibir pantai berpotensi roboh, karena angin timur menciptakan ombak yang besar dan tidak ada tanggul yang menghalangi.
Tanggul penghalang ombak katanya sudah ada dibangun di Dusun Trans Nelayan, hanya saja masih ada beberapa rumah warga yang tidak terjangkau. Ia mengaku tidak tahu dengan pasti apa alasannya sehingga pembangunan tanggul tersebut tidak dibangun secara merata.
Kejadian tersebut sudah dilaporkan kepada pemerintah desa, namun hingga saat ini belum ada respon dan solusi yang diberikan. Ia berharap agar pemerintah secepatnya mengatasi hal tersebut, karena takutnya rumah warga yang tidak terbentengi oleh tanggul akan roboh dan terbawa arus dan dapat mengancam keselamatan warga. IWAN TJ