PARIGI MOUTONG – Kapal nelayan bantuan dari Pemerintah Provinsi Sulteng yang diperuntukkan bagi Kelompok Nelayan Cindaru Jaya, Desa Pambolowo Kecamatan Parigi Kabupaten Parigi Moutong terkesan mubazir karena belum sempat dioperasikan tapi sudah tenggelam.
Kapal itu ketika diserahkan masih dalam kondisi baik, namun mengalami kerusakan karena lama diparkir dilaut.
“Jelas sangat mubazir. Saya sudah berupaya bagaimana kelompok nelayan di Desa Pombolowo memberdayakan bantuan itu, ternyata hanya mereka abaikan,” ujar Kades Desa Pambolowo, Kahar kepada sejumlah wartawan, Kamis (2/11).
Menurut Kahar, bantuan kapal itu merupakan permohonan dari kelompok desanya tahun 2016. Alhasil, permohonan itu disahuti dan kelompok nelayan dari Desa Pombolowo mendapatkan bantuan tersebut.
Kahar mengungkapkan, kapal itu tenggelam sebelum digunakan, karena kelompok saat itu masih mencari jalan keluar (biaya) bagaimana cara agar kapal itu bisa dioperasikan. Terkait tenggelamnya kapal itu, menurut Kahar, murni karena ada kerusakan didasar kapal itu. Kondisi ini diperparah oleh cuaca buruk dan gelombang laut yang besar menghantam kapal itu.
“Pemerintah Desa tidak ada sangkut pautnya dengan tenggelamnya kapal itu, karena bantuan itu langsung diserahkan kepada kelompok. Sebelumnya, saya sudah instruksikan kepada kelompok agar kapal itu diparkir di darat, karena mereka mengabaikan akhirnya kapal itu tenggelam,” terangnya.
Terkait itu, pihaknya telah melaporkan kepada pemerintah provinsi untuk dibuatkan berita acara tenggelamnya kapal tersebut
“Pihak Provinsi sudah menelpon kepada kelompok dan kelompok sudah melaporkan kepada saya bahwa itu harus dibuatkan berita acara, sementara saya serahkan kepada kelompok,” terangnya.
Sementara Ketua Kelompok Nelayan Cindaru Jaya, Maksum mengatatakan, kapal itu tenggelam karena mendapat hantaman ombak besar yang disertai hujan keras dan angin.
“Jadi karena tidak ada yang lihat sehingga kapal itu tenggelam. Kalau menurut saya seperti itu,” ujar Maksum.
Ia mengakui Kapal itu rusak sebelum digunakan. Alasannya kapal itu belum dioperasikan karena terkendala anggaran. Misalnya untuk memperbaiki pukatnya termasuk pengoperasiannya harus memiliki rompong sendiri. AKSA