PARIGI MOUTONG – Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (TPHP) Kabupaten Parigi Moutong mencatat sekitar 150 hektare sawah petani di Desa Balinggi Jati, Kecamatan Balinggi, terdampak banjir yang terjadi pada Selasa malam, 19 Agustus 2025.
“Laporan awal menyebutkan kurang lebih 150 hektare terdampak banjir. Namun, yang sudah dinyatakan puso (gagal panen) baru sekitar 10 hektar,” ujar Kepala Bidang Tanaman Pangan TPHP Parigi Moutong, Dadan Priatna Jaya, di Parigi, Kamis, (21/8).
Menurutnya, penyuluh pertanian masih melakukan pengamatan di lapangan. Jika dalam satu hingga tiga hari ke depan air belum juga surut, maka 140 hektare sawah lainnya berpotensi mengalami gagal panen.
Dadan menjelaskan, 10 hektare sawah yang dipastikan gagal panen merupakan lahan milik beberapa Kelompok Tani (Poktan) di Desa Balinggi Jati, yakni Poktan Pancasari, Pancasari Selatan, Antasari, Antasari 1, dan Bajrasari. “Kerusakan lahan ini akibat tanggul yang jebol,” jelasnya.
Pemerintah daerah, lanjutnya, akan memberikan bantuan benih melalui program penanganan dampak banjir yang dibiayai APBD Parigi Moutong. Petani juga akan mendapatkan pendampingan untuk mengurangi kerugian.

“Namun, jika 140 hektare lainnya juga dinyatakan puso, kami akan mengusulkan tambahan bantuan ke Dinas TPH Provinsi Sulawesi Tengah, karena kemampuan APBD daerah sangat terbatas,” ungkap Dadan Priatna.
Ia menambahkan, pihaknya masih menunggu laporan dari Balai Organisme Pengganggu Tumbuhan (BOPT) Dinas TPH Provinsi Sulawesi Tengah, yang berwenang menetapkan status puso secara resmi.
“Hasilnya nanti akan kami sampaikan ke Direktur Perlindungan Tanaman, Kementerian Pertanian,” pungkasnya.*
Comments 1