PARIGI MOUTONG – Sejumlah Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Parigi Moutong, secara serentak, Senin (8/4) mulai melaksanakan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) yang merupakan salah satu ujian penentu kelulusan siswa.
Berdasarkan pantauan media ini, pelaksanaan UASBN didua sekolah di wilayah Kota Parigi, berjalan lancar dan aman. Seluruh siswa kelas tiga, yang terdaftar sebagai peserta mengikuti ujian, dan menyelesaikan soal ujian berdasarkan waktu yang telah ditetapkan.
Wakil Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Parigi Neti Anasonda kepada Sulteng Raya, mengatakan, seluruh siswa yang mengikuti UASBN disekolahnya sebanyak 210 siswa, yang enam diantaranya merupakan siswa SMP Advent Parigi.
“Sekolah yang gabung yakni, SMP Advent Parigi sebanyak enam orang. Sisanya 204 siswa merupakan siswa kami,” kata dia.
Menurut dia, pihaknya menggunakan sebanyak 11 kelas, dengan jumlah peserta ujian dimasing-masing ruangan sebanyak 20 orang. Pada pertama UASBN ada dua sesi dengan dua mata pelajaran yang dilaksanakan pihaknya yakni, mata pelajaran Agama dan Bahasa Indonesia.
Dia menjelaskan, sebelum pelaksanaan UASBN pihaknya mempersiapkan siswanya, dengan memberikan tambahan jam pelajaran dengan pelaksanaan les selama dua bulan, atau sejak bulan Februari hingga Maret kemarin.
“Kami berharap, nilai siswa kami saat UASBN ini sesuai dengan apa yang diharapkan. Apalagi, pelaksanaan ujian ini merupakan penentu kelulusan bagi siswa,” ujarnya.
Senada juga diungkapkan Wakil Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Parigi, Nasrun. Kepada Songularadia mengatakan, jumlah siswanya sebanyak 205 yang seluruhnya hadir pada pelaksanaan UASBN tersebut.
“Kalaupun ada yang sakit, kami harus mengantarkan soal ujiannya dan diawasi dirumahnya saat menyelesaikan soal,” jelasnya.
Menurut dia, UASBN yang dilaksanakan pihaknya, dengan sistem pengamanan dan pengawasan yang diberlakukan sama dengan ujian nasional pada umumnya. Tujuannya, agar dapat meminimalisir permasalahan, misalnya pengawalan soal UASBN yang telah diambil di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Parigi Moutong, untuk pelaksanaan selama lima hari ini.
Pihaknya kata dia, melibatkan petugas keamanan sekolah dan tenaga guru, sehingga dipastikan soal ujian tidak bocor. Sebab, jika soal tersebut bocor yang akan rugi yakni, guru yang akan dianggap tidak bertanggungjawab dengan profesinya.
“Apalagi 24 guru disekolah ini seluruhnya sudah sertifikasi, sehingga itu yang kami jaga. Disamping itu sekolah ini ada di ibu kota kabupaten, apapun yang terjadi di sekolah kami merupakan prototib bagi sekolah lain di Parigi Moutong,” tuturnya. OPPIE