PARIGI MOUTONG – Kursus kepemiluan menuju Pemilu cerdas yang dilaksanakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Parigi Moutong, Rabu (7/11) diharapkan dapat merubah mindset berpolitik di daerah ini.
“Kita harus memiliki informasi yang bagus terhadap proses kepemiluan pada tahun 2019. Informasi itu akan didapatkan oleh peserta dalam kursus ini,” ujar Ketua KPU Parigi Moutong, Ikbal Bungaadjim dihadapan puluhan siswa-siswi dari berbagai sekolah.
Ikbal mengatakan, melalui kursus kepemiluan tersebut, tidak menutup kemungkinan bakal merubah mindset atau pola berfikir dari pemilih pemula dalam berpolitik.
Dicontohkannya, nomenklatur penulisan ataupun bacaan Parigi Moutong menjadi Parimo serta Parmout.
Sehinga katanya, itu berpengaruh terhadap pola berpikir seperti keterwakilan wilayah, ataupun penyekatan. Padahal, dari ujung Molosifat hingga Maleali seharusnya disatukan dengan bahasa Parigi Moutong.
“Tidak pernah ada dalam nomenklatur Perda dan apapun namanya Parigi Moutong disingkat Parimo apalagi Parmout. Lucunya warga Parigi Moutong masih menggunakan singkatan itu. Coba diperiksa nomenklatur, tidak pernah ada itu, karena yang disepakati adalah Parigi Moutong,” terangnya.
Ia menguraikan, kegiatan tersebut untuk regenerasi pemimpin selanjutnya. Pasalnya, saat ini telah dibuka sekolah Magister Kepemiluan di Jawa. Sehingga, hal ini perlu untuk dipikirkan, karena untuk mengisi komisioner Parigi Moutong.
Selain itu, peserta meliputi siswa, tokoh masyarakat maupun tokoh agama yang mengikuti kursus bakal mendapatkan sertifikat. Sehingga peserta yang berminat kemudian berminat menjadi penyelenggara di tingkat Desa, Kelurahan maupun di Kecamatan bisa menggunakan sertifikat tersebut.
“Karena menjadi penyelenggara di Desa ataupun Kecamatan harus memiliki ilmu kepemiluan, dengan menggunakan sertifikat ini akan menjadi penilaian bagi kami untuk mendahulukannya,” ujarnya.