PARIGI MOUTONG – Kasus positif malaria di Kabupaten Parigi Moutong kembali bertambah setelah hasil pemeriksaan Rapid Diagnostic Test (RDT) yang dilaksanakan oleh Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Siaga Darurat Kejadian Luar Biasa (KLB) Malaria di Kecamatan Sausu.
Satu warga kembali terdeteksi positif pada Senin, 24 November 2025, sehingga total kasus malaria di Sausu kini menjadi dua orang. Temuan terbaru ini menyusul laporan sebelumnya pada Jumat pekan lalu yang menyatakan satu warga dari luar Sausu, namun tinggal sementara di Dusun 4 Desa Sausu Tambu, dinyatakan positif.
Sekretaris Desa Sausu Tambu, I Gusti Wijaya, menyampaikan bahwa pemeriksaan RDT malaria sudah dimulai sejak Selasa pekan lalu, dengan prioritas pelaksanaan di Dusun 4.
“Dari Selasa sudah mulai di dusun 4 karena di sana lingkungan kumuh. Di situ terdeteksi satu yang positif, dia kerja di tambang Tambarana dan langsung di bawa ke Puskesmas,” jelasnya kepada awak media.
Ia menambahkan bahwa mayoritas penduduk Desa Sausu Tambu adalah petani dan nelayan, bukan pekerja tambang. Meski demikian, terdapat beberapa warga yang pernah bekerja di area pertambangan.
“Sedikit sih (pekerja tambang), mungkin hanya dua, apalagi hari ini sudah tutup yang kita tahu, nambang di Salubanga, tapi sudah berhenti kayanya semua,” ucap Wijaya.
Dari 1.925 penduduk yang tersebar di enam dusun, pemerintah desa menargetkan 80 persen atau sekitar 1.000 warga menjalani pemeriksaan RDT.
Perawat Puskesmas Sausu Tambu, Ni Gusti Ayu Wismasari, mengungkapkan bahwa hingga hari ini sudah 500 warga menjalani RDT. Ia menjelaskan bahwa kedua orang yang ditemukan positif berada dalam kondisi sakit saat dilakukan RDT.
“Yang di dusun 4 terdeteksi satu itu, datang sementara sakit. Sudah dianjurkan ke Puskesmas. Sekarang sudah sembuh. Satu IRT itu sementara demam,” jelas Wismasari.
Ketersediaan alat RDT saat ini mencapai 800 unit dan pemeriksaan akan terus dilaksanakan hingga 30 November 2025. Ia menegaskan bahwa tingkat partisipasi masyarakat cukup tinggi karena edukasi dan sosialisasi telah dilakukan jauh sebelum pemeriksaan massal.
“Kami turun setiap dusun, bahkan dari rumah ke rumah. Tidak ada yan menolak, hanya kendala karena banyak yang sibuk saja,” tutupnya.*









Comments 1