JAKARTA – Sekretaris Daerah Kabupaten Parigi Moutong, Zulfinasran, melakukan audiensi ke Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk memaparkan gagasan penguatan lembaga ekonomi daerah dalam ekosistem distribusi pangan berbasis digitalisasi, Jumat (10/10).
Zulfinasran menilai digitalisasi rantai pasok pangan dapat memangkas distribusi yang panjang, menstabilkan harga, dan meningkatkan kesejahteraan petani.
“Kita ingin membangun sistem yang menempatkan petani pada posisi strategis. Melalui digitalisasi rantai pasok pangan, harga bisa lebih berpihak pada petani tanpa membebani konsumen,” ujarnya.
Audiensi tersebut diterima langsung oleh Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Bapanas, Dr. Rachmi Widiriani. Ia mengapresiasi gagasan tersebut sebagai ide kreatif dan solutif, terutama karena lahir dari daerah.
“Inovasi seperti ini penting untuk memperkuat sistem pangan nasional. Gagasan dari Parigi Moutong menunjukkan bahwa solusi besar juga bisa datang dari daerah,” kata Rachmi.
Rachmi juga mendorong agar gagasan itu dikembangkan dalam skala nasional karena dinilai sejalan dengan kebijakan Gubernur Sulawesi Tengah “Berani Murah dan Berani Satu Harga”, serta mendukung Asta Cita Presiden Prabowo Subianto tentang kemandirian bangsa melalui swasembada pangan.
Melalui platform digital Gerbang Pangan Indonesia, konsep ini akan mengintegrasikan petani, pedagang, UMKM, serta lembaga ekonomi desa seperti BUMDes dan Koperasi Desa Merah Putih dalam satu ekosistem digital. Platform tersebut memungkinkan transaksi langsung antara petani dan konsumen, meningkatkan harga jual petani, menjaga keterjangkauan harga, dan memungkinkan pemerintah daerah memantau stok pangan secara real-time.
Konsep penguatan lembaga ekonomi daerah ini menjadi gagasan utama yang terus diperjuangkan Zulfinasran. Ia menegaskan, kemandirian ekonomi nasional harus dimulai dari desa dengan memperkuat struktur ekonomi lokal.
“Penguatan lembaga ekonomi desa adalah langkah konkret menuju kedaulatan pangan dan kesejahteraan masyarakat. Semua berawal dari gerbang desa, untuk Indonesia,” pungkas Zulfinasran.*