PARIGI MOUTONG – Pjs Bupati Parigi Moutong, Mohammad Nadir menitipkan harapan ke anggota dewan pertimbangan presiden (Wantimpres) membantu perjuangan masyarakat dan Pemkab Parigi Moutong agar dua calon daerah otonom baru (DOB) Kabupaten Moutong dan Tomini Raya yang telah diusulkan kepada pemerintah pusat bisa segera direalisasikan.
Hal itu disampaikan Nadir saat pertemuan denngan tim Wantimpres di aula lantai dua Kantor Bupati, Kamis (1/3). Menurutnya pemekaran wilayah Kabupaten Parigi Moutong telah menjadi harapan besar masyarakat, mengingat bentangan wilayah ini cukup luas, garis pantainya 472 KM mulai dari desa Sejoli Kecamatan Moutong berbatasan langsung dengan Provinsi Gorontalo hingga desa Maleali Kecamatan Sausu berbatasan langsung dengan Kabupaten Poso.
Apalagi katanya, dua calon DOB itu telah masuk dalam grand desain penataan daerah di Indonesia dan telah memiliki Ampres (amanat presiden). Namun kendalanya, domain moratorium pemekaran wilayah itu ada di pusat.
“Saya atas nama masyarakat menitipkan harapan ke Watimpres agar dua calon DOB bisa disampaikan kepada Presiden untuk segera direalisasikan,” tandasnya.
Selain pemekaran wilayah, Nadir juga berharap agar Wantimpres dapat menyampaikan kepada Presiden Joko Widodo untuk membangun pabrik kakao di Kabupaten Parigi Moutong.
Mengingat potensi tanaman kakao di daerah ini cukup besar. Bahkan di era tahun 1990 – 2010, Parigi Moutong menjadi salah satu wilayah yang menjadi sentra produksi kakao terbesar di Provinsi Sulawesi Tengah.
“Atas nama masyarakat, usul saya kepada Wantimpres mohon disampaikan kepada Bapak Presiden agar di Sulawesi Tengah dibangun pabrik kakao, karena potensi kakao di daerah ini cukup melimpah,” harapnya
Namun, kata Nadir sejak beberapa tahun terakhir tingkat produktivitas tanaman kakao di Kabupaten Parigi Moutong mengalami penurunan disebabkan beberapa faktor, diantaranya serangan hama, usia tanaman, pola budidaya yang masih tradisional serta terjadinya fluktuasi harga kakao.
Sayangnya, ketua rombongan Watimpres, Mayjen TNI (Purn), I.G.K Manila, saat menyampaikan sambutan tidak menyinggung sedikitpun soal pemekaran wilayah. Ia lebih banyak berdialog dengan petani kakao dan tambak ikan.
Menurutnya Manila, Kabupaten Parigi Moutong memiliki kekayaan luar biasa, tapi belum dikelola dengan optimal.
“Sekali lagi saya harus katakan, daerah ini sangat kaya, tapi belum dikelola degan optimal,” kata Manila
Kunjungan tim Wantimpres ke wilayah ini katanya dalam rangka menggali informasi terkait masalah dan hambatan dalam pengembangan perkebunan kakao dan jagung serta pengembangan perikanan.
“Tugas kami bagaimana meningkatkan ekonomi nelayan dan petani. Pak Jokowi sudah pernah kesini, sehingga data yang kami sampaikan harus akurat. Makanya kami turun ke lapangan, nanti hasil dari kunjungan ini akan kami sampaikan kepada Presiden,” ujarnya.
Selain itu, Manila juga berharap kepada bank pemerintah mau membantu memberikan kredit modal usaha bagi petani dan nelayan.
“Jangan hanya berikan kredit kepada pengusaha yang besar. Usaha mereka tidak akan maju jika dibiarkan memodali sendiri usahanya,”.
Selama kunjungan, Manila memboyong beberapa ahli dibidang pertanian, perkebunan dan perikanan. Salah satunya adalah ahli bidang pertanian, Kukuh Murtilaksono. Usai pertemuan, Pjs Bupati memberikan cendera mata kepada ketua rombongan Wantimpres berupa buku bara perlawanan di Teluk Tomini, perjuangan melawan Belanda serta lambang Parigi Moutong yang terbuat dari kayu eboni.
Kunjungan dan pertemuan tim Wantimpres dengan para petani akan berlanjut hingga Sabtu tanggal 3 Maret, diawali dengan pertemuan di halaman kantor Camat Parigi Selatan siang tadi. HUMAS PEMKAB