PARIGI MOUTONG–Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Parigi Moutong berupaya melakukan pengembangan budidaya Crab Ball lintas sektoral, yakni melakukan kerja sama dengan sejumlah OPD diantaranya Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD).
“Habitat yang cocok sebagai tempat budidaya Crab Ball itu di hutan bakau, dan itu merupakan gawean DLH. Sementara kelompok pembudidayanya adalah masyarakat desa yang notabene bidang DPMPD. Sedangkan penyediaan benih dan budidayanya merupakan gawean DKP. Olehnya ketiga instansi ini harus bekerja sama dengan baik,” terang Kepala DKP Parigi Moutong, Sabaruddin Kilis kepada Songulara, Kamis (1/1).
Untuk langkah awal, ketiga instansi ini katanya melakukan pematangan proses perencanaan agar pengembangan budidaya nantinya dapat berjalan dengan baik sebelum diberikan ke masyarakat. Termasuk penyediaan benih kepiting, penyediaan sarana penangkaran dan habitatnya, agar kepiting dapat berkembang biak dengan baik.
“Untuk saat ini harga kepiting bakau bisa mencapai Rp 100 ribu/ekornya, karena dalam satu ekor kepiting bakau beratnya bisa mencapai 1 kilogram, itupun bukan hasil budidaya. Jika dibudidayakan, kemungkinan beratnya bisa lebih bertambah karena pakannya terjamin,” katanya.
Menyangkut permintaan pasar, kepiting bakau memiliki pasar yang sangat baik. Bahkan para pembeli mendatangi langsung para penjual kepiting bakau, ditambah lagi dengan harga jualnya yang cukup mahal.
Dia menambahkan, sejauh ini pihaknya telah melakukan pembinaan kepada sejumlah kelompok pembudidaya, namun jumlahnya masih terbatas. Tahun 2018 ini, DKP telah memulakan pembahasan seputar budidaya kepiting bakau di setiap kecamatan.
Selain itu, juga akan melakukan promosi bahwa Parigi Moutong memiliki potensi lahan tambak dan hutan manggrove yang cukup luas sebagai tempat budidaya Crab Ball. IWAN TJ