PARIGI MOUTONG – Melihat sejumlah jejak sejarah tentang perjuangan melawan pemerintahan Belanda, Raja Tombolotutu sangat layak untuk diusulkan menjadi pahlawan nasional.
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Univeritas Tadulako, Lukman Nadjamuddin mengatakan, ada sejumlah indikator mengapa Tombolotutu layak diusulkan menjadi pahlawan, diantaranya ketersediaan sumber tertulis.
Sumber tertulis menyangkut eksistensi perlawanan Tombolotutu kata dia, jumlahnya cukup banyak. Sehingga ini memberi informasi secara konfrehensif tentang perlawanannya menantang Pemerintah Belanda.
Misalnya bagaimana Tombolotutu melakukan perlawanan terhadap tentara Belanda seperti di perang Katabang Raja Basar di Lobu Moutong, Perang Dodoe di Gio Atas, Perang Bolano di Benteng Bajo dan Perang Dunduan di Tomini Popa.
Belum lagi informasi tentang Belanda mengerahkan pasukan Marsose (pasukan elit) yang diturunkan untuk menumpas perlawanan Tombolotutu kurang lebih berjumlah 170 pasukan.
“Bisa dibayangkan bagaimana kekuatan Tombolotutu saat itu. Tentu saja semua informasi itu dilengkapi dengan sumber-sumber tulisan yang tumbuh dan berkembang di masyarakat. Dengan demikian, kita bisa mensinergikan antara sumber dari Belanda baik tulisan maupun sumber lisan yang dimiliki masyarakat,” tutur Lukman usai kegiatan Fokus Group Discussion (FGD) Bara Perlawanan di Teluk Tomini, Perjuangan Melawan Belanda, di desa Labuan Kecamatan Moutong, Selasa (28/11) malam.
Indikator lainnya kata dia, di Sulawesi Tengah hingga saat ini belum ada yang berhasil diusulkan menjadi Pahlawan Nasional. Sebelumnya memang sudah pernah ada beberapa, tapi terkendala beberapa persyaratan seperti data yang kurang lengkap hingga soal regulasi yang mensyaratkan kewarganegaraan.
Olehnya, melalui penelitian yang dilakukan sejak bulan Maret 2017 termasuk FGD ini bertujuan untuk mengumpulkan dan mencocokkan informasi tertulis menggunakan istilah Belanda yang bisa jadi tidak cocok dengan kondisi di lapangan.
“Makanya kami kumpul masyarakat untuk dilakukan klarifikasi. Setelah ini kita finalisasi dan lakukan proses edit secara cermat naskah yang sudah kami buat itu untuk selanjutnya kita terbitkan menjadi buku,” ungkapnya.
Sebelumnya, Bupati Parigi Moutong, Samsurizal Tombolotutu, menyampaikan apresiasi kepada tim FKIP Untad yang telah menginisiasi penelusuran jejak sejarah perlawanan Tombolotutu melawan Belanda.
“Saya berterima kasih kepada FKIP Untad yang sudah meneliti sejarah leluhur saya. Mudah-mudahan ini bisa segera dibukukan dan bisa diusulkan menjadi Pahlawan Nasional,” ujarnya. FAIZ