PARIGI MOUTONG – Dinas Kesehatan (Dinkes)Kabupaten Parigi Moutong, terus berupaya menekan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Salah satu upaya yang dilakukan untuk menekan penurunan AKI dan AKB, yaitu meningkatkan skill semua bidan di Parigi Moutong dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi ibu hamil melalui pelatihan dan pertemuan sehubungan dengan kasus yang ada.
Selain meningkatkan skill bidan, Dinkes juga melakukan bimbingan teknis (Bimtek)untuk mengoptimalkan pemantauan permasalahan ibu hamil di desa wilayah kerjanya.
demikian diungkapkan Kepala Seksi Kesehatan keluarga Dan Gizi, Eri Wahyuningtias kepada Songulara, Selasa (14/11).
Eri mengungkapkan, pada tahun 2016 angka kematian ibu sebanyak 18 kasus dan tahun 2017 sampai bulan November jumlahnya 15 kasus. “Semoga tidak bertambah lagi karena masih ada satu bulan lebih untuk memasuki tahun 2018, dan untuk angka kematian bayi pada tahun 2016 sebanyak 87 kasus, tahun 2017 sampai November sudah mencapai 74 kasus,” ungkapnya.
Eri menyebutkan AKI tertinggi berada di wilayah utara, yaitu Kecamatan Palasa sebanyak empat kasus, Kecamatan Tinombo sebanyak tiga kasus, Kecamatan Lambunu dua Kasus.
“Atas anjuran Kepala Dinas, daerah yang urgen akan menjadi daerah binaan, khususnya di wilayah yang ada kasus kematian ibu,” ujarnya.
Pihaknya kata dia, juga melakukan program Sayangi Kesehatan Ibu dan Anak (Skina) dalam penurunan angka kematian ibu dan anak yang isinya menyangkut kesepakatan pengadaan ambulance desa, kemitraan bidan dan dukun, kuesioner berhadiah yang diisi oleh suaminya agar mengetahui bahaya-bahaya saat hamil dan bersalin sehingga pada saat terjadi sesuatu bisa tertangani dengan cepat. Kemudian rujukan terencana, arisan ibu hamil dan on call atau menghubungi nomor telepon Camat, Kades, Ketua BPD, Kapus, Bikor, Bidan Desa, di saat mengalami situasi krisis.
Pada tahun 2018, Dinkes katanya, akan menerapkam program Selimut Kasih Halima yang isinya Selamatkan Ibu Hamil dan Melahirkan, berbasis kolaborasi dan komunikasi suami siaga.
Ia menyebutkan, rangkaian program tersebut, pertama, buku kemesraan bidan dan ibu hamil.
“Biasanya antara bidan dan ibu hamil ada rasa segan atau pembatas. Dengan adanya buku tersebut bidan dan ibu hamil akan terasa lebih dekat karena, semua penjelasan tentang komunikasi antara bidan dan ibu hamil tertuang dalam buku tersebut,” sebutnya.
Program kedua, yaitu stiker pengingat ibu hamil.Mereka akan menempel stiker pengingat ibu hamil di setiap rumah ibu hamil untuk mengingatkan pentingnya pemeriksaan kehamilan untuk menjaga kelangsungan kehamilan sampai persalinan. Sedangkan program ketiga yaitu surat wasiat ‘Nyai’ yaitu Nyaman Anak Istri yang merupakan komitmen dari suami untuk memberikan kepercayaan istrinya kepada tenaga perawat di desa sampai istri melahirkan dengan selamat.
Perogram ini kata dia, baru diterapkan di desa Tada. Harapannya, di tahun 2018, program tersebut bisa diterapkan di semua Puskesmas yang berada diKabupaten Parigi Moutong. Iwan Tj