PARIGI MOUTONG – Minimnya sarana air bersih untuk konsumsi serta ketersediaan fasilitas jamban yang higienis dinilai menjadi salah satu faktor penghambat pelaksanaan program penurunan stunting di sejumlah desa yang masuk kategori terpencil di Parigi Moutong.
“Sarana air bersih dan jamban higienis merupakan salah satu pendukung dalam rangka mengurangi angka stunting. Hasil evaluasi tim dilapangan masih sangat minim dan ini merupakan salah satu kendala kurang maksimalnya pelaksanaan program,” kata Kabid Sosial Budaya Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bapelitbangda) Parigi Moutong, Sahid Badja, Senin (10/8).
Bukan hanya itu tambahnya, pola pemberian air susu ibu (ASI) yang ditemukan dilapangan dinilai masih belum memenuhi indikator yang seharusnya.
Berangkat dari sejumlah kendala tersebut, sosialisasi serta edukasi bagi masyarakat khususnya yang menjadi daerah sasasarn pelaksanaan program akan ditingkatkan.
Ditambahkannya, program pengentasan angka stunting merupakan salah satu program prioritas oleh Pemkab Parigi Moutong, dan pada tahun tahun 2020 ditarget penurunan angka stunting hingga 20 persen.
“Pemkab menarget pada tahun 2024, angka stunting di daerah ini bisa turun hingga ke level 15 persen sesuai target nasional. Olehnya, program ini haruslah mendapat dukungan dari semua pihak, termasuk diantaranya Organisasi Perangkat Daerah (OPD) tehnis,” terangnya.