PARIGI MOUTONG-Satu rumah milik warga Dusun Trans Nelayan Kasimbar, roboh akibat dampak abrasi dan hantaman gelombang yang cukup keras, Kamis (3/5), sekitar pukul 05:30 Wita.
Bukan hanya itu, dampak abrasi ini juga mengancam rumah warga lainnya apabila instansi terkait tidak segera mengantisipasi. Ancaman ombak yang cukup besar kerap menghantam perumahan warga, namun disekitar lokasi tidak ada pemecah ombak ataupun tanggul abrasi pantai yang membentengi.
Akibat kerusakan rumah, saat ini korban dan pemilik rumah lainnya terpaksa harus mengungsi dan mengangkut barang-barang mereka kerumah saudara terdekat, karena takut rumah mereka juga akan roboh diterpa ombak.
“Ada empat rumah yang sangat terancam roboh karena berada didepan dan berhadapan langsung dengan laut tanpa ada tanggul abrasi. Jumlah rumah di Dusun Trans Nelayan Kasimbar dibagian yang terkena abrasi ada 18 rumah, namun sebagiannya sudah terlindungi tanggul, namun sembilan rumah lainnya tidak terlindungi,”.

“Kami juga tidak tahu apa alasannya sehingga tanggul abrasi hanya dibuat sebagian, sehingga rumah lainnya tidak terlindungi,” ujar warga Dusun Trans Nelayan, Hamzah kepada Songulara, Jumat (4/5).
Selain tak adanya tanggul abrasi, dilokasi tersebut juga terdapat tanggul muara Sungai Kasimbar. Apabila air pasang, air sering meluap kerumah warga, karena tanggulnya pendek.
Tanggul muara sungai tersebut katanya, dibangun menggunakan Dana Desa (DD). Hal tersebut sudah di laporkan kepada Pemerintah Desa setempat dengan harapan tanggulnya bisa dipertinggi lagi, namun hingga saat ini belum juga ada solusi yang didapat.
Saat ini katanya, warga Dusun Trans Nelayan sangat membutuhkan perhatian dari pemerintah setempat untuk bisa segera mengatasi masalah tersebut. Jika tidak diatasi secepatnya, takutnya rumah warga akan roboh satu-persatu, sebab sudah mulai terkikis dan air sudah naik ke pemukiman.

Ia menambahkan, sebelumnya batas bibir pantai dari perumahan warga Dusun Trans Nelayan cukup jauh. Namun karena beberapa tahun lalu di lokasi tersebut pernah dijadikan lokasi penyedotan pasir oleh beberapa oknum, sehingga mengakibatkan abrasi dan merobohkan rumah warga. Untung saja saat kejadian tersebut, tidak mengakibatkan korban jiwa.
“Semoga pemerintah tidak tinggal diam dengan kejadian ini, karena saat ini sudah memasuki musim angin timur yang menyebabkan gelombang air laut keras dan meninggi. Jujur warga disekitar pantai dihantui rasa takut,” harapnya. IWAN TJ