PARIGI MOUTONG – Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Parigi Moutong, dr. Revi Tilaar mengatakan, Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 828/Menkes/SK/IX/2008 Tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan di Kabupaten dan Kota Dengan diterbitkannya Pedoman Umum Pengembangan Desa dan Siaga Aktif dapat dijadikan acuan bagi pemangku kepentingan di berbagai tingkatan pemerintahan dalam upaya pengembangan Desa Siaga Aktif. Dengan terwujudnya Desa Siaga aktif pada setiap wilayah, maka akan terwujud pula Desa Sehat, Kabupaten dan Kota Sehat serta Provinsi Sehat yang pada akhirnya menuju Indonesia Sehat.
“Secara tidak langsung upaya ini turut mendukung pencapaian target MDG’s,” kata Revi Tilaar dalam pertemuan dengan petugas kesehatan, stakeholder, mitra kesehatan dan masyarakat dalam upaya peningkatan strata Posyandu dan pengembangan Desa Siaga, di kantor Kecamatan Parigi Selatan, Jumat (28/9).
Revi menjelaskan, kualitas hidup yang diukur dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dengan unsur-unsur derajat kesehatan, tingkat pendidikan dan pertumbuhan ekonomi sebagai salah satu indikator untuk mengukur salah satu kondisi bangsa yang mampu bersaing di era globalisasi. Rendahnya kualitas hidup di negara berkembang di samping karena rendahnya kualitas kesehatan juga karena kualitas pendidikan yang masih belum memadai.
Hal ini kata Revi, disebabkan karena berbagai faktor seperti kemiskinan, kurang gizi, penyakit menular dan rendahnya pengetahuan, keterampilan masyarakat dalam berperilaku hidup bersih dan sehat serta kemampuan untuk mengenali permasalahan yang terjadi dan upaya untuk mengatasinya.
Ia menjelaskan, program Pengembangan Desa Siaga Aktif sebagai program yang berbasis pemberdayaan masyarakat dalam kegiatannya dapat bersinergi dan diintegrasikan dengan program-program penanggulangan kemiskinan lainnya seperti Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri).
Tujuan pengembangan Desa Siaga Aktif kata Revi, sejalan dengan PNPM Mandiri, sehingga pengembangan Desa Siaga dapat disebut PNPM Desa Siaga.
“PNPM Mandiri dilaksanakan melalui harmonisasi dan pengembangan sistem serta mekanisme dan prosedur program, penyediaan pendampingan dan pendanaan stimulan untuk mendorong prakarsa dan inovasi masyarakat,” jelasnya.
Ia mengharapkan, melalui program-program yang berbasis pemberdayaan masyarakat seperti PNPM Mandiri serta PNPM Desa Siaga Aktif dapat meningkatkan kualitas kesehatan Mayarakat.
“Mari terus berjuang untuk mewujudkan bangsa Indonesia yang lebih berkualitas,adil dan sejahtera melalui upaya pemberdayaan masyarakat, direncanakan oleh masyarakat, dilaksanakan oleh masyarakat dan diawasi oleh masyarakat sendiri,” harapnya.
Ia mengungkapkan, sesuai data Dinas kesehatan Parigi Moutong dari 283 Desa, yang menjadi Desa Siaga 281 Desa yang dibedakan menurut strata Pratama, Madya, Purnama, Mandiri. Desa dan Kelurahan Siaga Aktif merupakan salah satu indikator dalam Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten dan Kota.
“Oleh karena itu di harapkan keterlibatan semua pihak untuk bersama-sama meningkatkan kerjasama lintas sektor dalam mengupayakan peningkatan strata posyandu dan pengembangan desa siaga,” urainya. FAIZ