PARIGI MOUTONG-PT Modern yang melakukan aktifitas pertambangan di Kecamatan Lambunu, dinilai telah melakukan pembodohan terhadap masyarakat setempat. Ini dikemukakan sejumlah mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Hukum dan HAM (STIH-HAM) Parigi Moutong, saat menyampaikan aspirasinya di DPRD Parigi Moutong, Selasa (20/3).
Perwakilan mahasiswa STIH-HAM, Halik mengatakan, pertambangan di wilayah tersebut sudah dikuasai oleh kapitalis Cina, dan memanfaatkan aparat kepolisian sebagai tameng untuk melindungi aktifitas PT Moderen saat mengelolah tambang.
Belum lagi, penanggung jawab PT Modern telah melakukan pembodohan masyarakat dengan mengatakan bahwa pengaspalan jalan di wilayah itu bukan dilakukan menggunakan APBD Parigi Moutong, melainkan bantuan sukarela PT Moderen.
“Itukan namannya pembodohan kepada masyarakat,” ujarnya.
Mereka juga menyesalkan penempatan bendera merah putih yang nota bene simbol NKRI namun dikibarkan dekat cerobong asap PT Moderen. Selain itu, terdapat mobil operasional TNI Angkatan Laut dilibatkan dalam kegiatan pertambangan.
Olehnya mereka meminta agar anggota DPRD dari Dapil V segera menindaklajuti permasahan ini.
Sementara, Anggota DPRD Parigi Moutong dari Dapil V, Imam Muslihun mengatakan, akan membahas tuntutan mahasiswa bersama komisi terkait. Pasalnya, semua tuntutan itu masuk dikewenangan Komisi III.
Bila tidak ditemukan solusinya, ia berjanji akan menindak lanjuti masalah ini ke Bupati Parigi Moutong dan menyampaikan aspirasi mahasiswa.
“Paling tidak saya bersama ibu Sartin perwakilan Dapil V akan turun ke lapangan untuk mengecek kebenaran berita-berita yang ada agar lebih jelas lagi,” ujar Imam Muslihun.
Hal senada dikemukakan Anggota DPRD Dapil V, Sartin Dauda. Sartin menyesalkan adanya pengibaran bendera disamping cerobong asap perusahaan. Hanya saja kata dia, mahasiswa tidak membawa bukti apapun, karena bukti itulah yang nantinya disertakan saat mereka turun lapangan.
“Ini butuh pendalaman dan tindak lanjut dari semua pihak, baik itu anggota DPRD dan Pemkab Parigi Moutong,” pungkasnya.AKSA