PARIGI MOUTONG – Polres Parigi Moutong telah meleimpahkan berkas kasus penggandaan uang palsu (upal) ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Parigi beserta barang bukti (babuk), Kamis (5/10).
Penyerahkan berkas dan babuk berupa tas ransel, sepeda motor, upal pecahan Rp100 ribu sebanyak 58 lembar, uang asli sebesar Rp890 ribu, mesin print dan rokok sebanyak 11 bungkus.
Kepala Kejari Parigi Moutong, Jurist P. Sitepu mengatakan, kasus yang dilimpahkan dengan tersangka Musdin alias Din, yang diduga melakukan penggandaan upal pecahan Rp100 ribu dengan cara mencetak sebanyak 69 kali.
“Penggandaan itu dilakukan di Kota Poso, sebanyak 69 kali dengan nomor seri uang yang sama,” katanya.
Upal tersebut katanya digunakan tersangka untuk berbelanja disejumlah warung di Kota Poso hingga Tentena sebanyak tujuh tempat, dan di wilayah hukum Kabupaten Parigi Moutong sebanyak empat tempat mulai dari Tolai, Torue hingga Kota Parigi.
Motif pelaku kata Kajari, upal digunakan untuk membeli rokok disetiap warung dengan harga bervariasi Rp20ribu hingga Rp21ribu. Sehingga barang bukti yang diserahkan Polres sebanyak 58 lembar upal Rp100 ribu, sementara uang asli sebesar Rp890 ribu.
“Adanya uang asli itu karena hasil penukaran dengan cara membeli rokok di warung,” tuturnya.
Karena ulahnya, pelaku katanya terancam pasal berlapis yakni pasal 26 ayat 2 Junto 36 ayat 2 Undang-undang (UU) Nomor: 7 tahun 2011 tentang mata uang, dengan ancaman pidana 10 tahun dan denda Rp50 miliar.
Kemudian membelanjakan upal sebagaimana diatur dalam pasal 26 ayat 3 junto 36 ayat 3 UU yang sama dengan ancaman minimal kurungan 15 tahun dan denda Rp50 miliar.
Dalam waktu dekat, pihaknya akan segera melimpahkan berkas kasus upal tersebut ke Pengadilan Negeri (PN) Parigi, agar secepatnya tersangka memiliki kepastian hukum tetap. AKSA