PARIGI MOUTONG – Mengantisipasi kenaikan harga ditingkat pengecer dan peningkatan konsumsi elpiji subsidi 3 kilogram di masyarakat, PT Pertamina Marketing Operation Region (MOR) VII Sulawesi menggelar operasi pasar di Kecamatan Tinombo Selatan selama dua hari.
Unit Manager Communication & CSR MOR VII, Roby Hervindo kepada sejumlah wartawan, Minggu (26/8) menjelaskan, melalui operasi pasar itu, Pertamina menyalurkan alokasi tambahan sebanyak 1.120 tabung elpiji 3 kilogram secara bertahap di lima lokasi, yakni di halaman Kantor Camat Tinombo Selatan dan di Kantor Desa Tada, Sabtu (25/8). Kemudian di tiga pangkalan yakni Pangkalan Inaya dan Pangkalan Akila Mukhtar di Desa Tada, serta Pangkalan Haji Mastian di Desa Poly, Minggu (26/8).
Roby mengatakan, operasi pasar yang digelar Pertamina bersama Pemerintah Daerah dan Hiswana Migas ini bertujuan meminimalkan peran pengecer dan memeratakan penyaluran gas elpiji 3 kilogram ke konsumen secara langsung. Untuk menghindari pembelian diluar kewajaran ataupun penimbunan, maka pembelian elpiji 3 kg dibatasi maksimal 1 tabung per konsumen.
Menurut Roby, dalam operasi pasar ini, masyarakat dapat membeli elpiji 3 kilogram sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) di Kecamatan Tinombo Selatan, yakni Rp 19.800 per tabung. Pembelian harus disertai dengan Kartu Keluarga (KK) dan pemilik KK tidak dapat dapat diwakili, sehingga 1 KK hanya mendapat 1 tabung.
“Agar penyaluran elpiji subsidi kepada masyarakat miskin tepat sasaran dan merata,” ujar Roby.
Selain itu kata dia, Pertamina juga menurukan tim di lapangan untuk melakukan sidak harga elpiji 3 kilogram di pangkalan. Apabila ditemukan harga di atas HET, maka agen dan pangkalan akan dikenakan sanksi yang sesuai.
“Untuk memperoleh elpiji 3 kilogram, kami menghimbau agar masyarakat membelinya di pangkalan ataupun SPBU dengan stok tersedia dan harga yang sesuai HET setempat. Jika masyarakat menemukan hal-hal yang mencurigakan terkait penyalahgunaan elpiji ataupun penyimpangan lainnya, dapat langsung melaporkannya kepada Pertamina,” harapnya.
Ia menambahkan, penyaluran elpiji subisidi yang ditujukan bagi masyarakat miskin Parigi Moutong hingga bulan Juli 2018, berjalan normal. Bahkan melebihi alokasi yakni 3.612 Metrik Ton (MT) atau sebanyak 1,2 Juta tabung, lima persen melebihi (over) kuota yang ditetapkan.
Menilik data pengguna elpiji di Parigi Moutong, saat ini kata dia, proporsi konsumsi elpiji 3 kilogram bersubsidi yang ditujukan bagi masyarakat miskin mendominasi sebesar 90 persen. Sedangkan sisanya hanya 10 persen yang menggunakan elpiji non subsidi.
“Hal Ini berbanding terbalik dengan data dari BPS Parigi Moutong yang menyatakan jumlah penduduk miskin hanya 16,6 persen. Artinya masih sangat banyak masyarakat mampu di Parigi Moutong yang masih menggunakan elpiji bersubsidi yang bukan haknya,” terangnya.
Sedangkan di bulan Agustus 2018 ujarnya, Pertamina telah mengalokasikan 179,200 tabung atau meningkat 11 persen dari alokasi bulan Juli sebesar 161.280 tabung. AKSA