PARIGI MOUTONG – Empat Penyu jenis sisik hasil sitaan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulteng dari masyarakat, dikembalikan ke habitanya yang didampingi perwakilan TNI dan Polri di pantai Kayubura, Kecamatan Parigi Utara, Senin (10/12).
Kepala Seksi Wilayah I BKSDA Sulteng, Haruna mengatakan, ini dilakukan BKSDA sebagai upaya sekaligus sosialisasi kepada masyarakat bahwa satwa tersebut merupakan hewan yang dilindungi bukan untuk diperjual belikan.
“Kita lepas adalah penyu sisik sebanyak empat ekor. Ini upaya mensosialisasikan kepada masyarakat bahwa penyu adalah satwa yang dilindungi, serta sebagai wujud nyata dari penegakan hukum, kepolisan, TNI, BKSDA terhadap orang-orang yang melakukan penangkapan, eksploitasi terhadap tumbuhan dan satwa liar yang dilindungi oleh undang-undang, khususnya penyu,” ungkapnya.
Diuraikannya, operasi yang dilakukan awal Desember 2018 tersebut, dibackup oleh Polres dan TNI di wilayah Pantai Barat Kabupaten Donggala dan Pantai Timur Parigi Moutong .
Selain itu, operasi juga dilakukan kepada para pengusaha atau penampung yang selama ini menjadi penadah. Sejauh ini, sudah dilakukan penangkapan di Desa Tolai. Sebanyak tiga orang sebagai tersangka dan 10 barang bukti dan proses penyidikannya sedang berlangsung.
“Ini sedang berproses di balai penegakan pengamanan dan penegakan hukum Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Palu, bekerjasama dengan Polda Sulteng. Dalam waktu dekat penyu-penyu tersebut akan dilepas liarkan ke alam. Ada dua jenis penyu yang diamankan. Jenis penyu sisik dan penyu hijau kurang lebih 10 ekor di Palu,” terangnya.
Undang-undang Nomor 5 tahun 1990 tentang konservasi dan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya kata dia jelas disebutkan, pada pasal 21 setiap orang dilarang untuk memiliki, menangkap atau memperjual belikan satwa tersebut. Ancaman hukumannya maksimal lima tahun dan denda Rp100 juta.
Sedangkan dari hasil operasi yang dilakukan, diketahui masih banyak masyarakat yang belum mengetahui bahwa penangkapan penyu tersebut adalah dilarang. Selanjutnya, pihak BKSDA akan mendatangi setiap kecamatan. Pihak kecamatan akan membantu mensosialisasikan tentang larangan menangkap dan memperjual belikan satwa dilindungi tersebut.