PARIGI MOUTONG-Ratusan masyarakat Kecamatan Ongka Malino yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Peduli Hukum dan Keadilan (AMPHK), yang merupakan pendukung pasangan Anwar-Asrudin (ANNAS) menggelar aksi damai di Desa Ongka, sebagai bentuk kekecewaan terhadap penyelenggaraan Pilbup, Selasa (20/3).
Massa aksi menggelar serangkaian aksi protesnya mulai dari menyampaikan aspirasi hingga aksi bakar ban bekas di jalan Trans Sulawesi Desa Ongka. Mereka mengancam akan melakukan blokade jalan Trans Sulawesi Desa Ongka, jika KPU, Panwaslu dan Kapolres Parigi Moutong tidak hadir menemui masyarakat saat aksi digelar.
Kapolres Parigi Moutong, Sirajuddin Ramly, yang menjadi tuntutan massa aksi turut hadir saat aksi, dan meminta pendemo mengurungkan niatnya melakukan blokade jalan.
Menurut Kapolres, berdasarkan Undang-undang Dasar (UUD) setiap warga negara berhak menyampaikan aspirasinya, kemudian UU Nomor: 9 tahun 1998, menjamin kemerdekaan, dan memberikan kesempatan untuk menyampaikan pikiran serta pendapat.
“Olehnya, kami dari pihak kepolisian memberikan apresiasi yang tinggi kepada massa pendukung ANNAS yang tetap pada koridor ketentuan hukum. Kepatutan yang ditunjukan itu dapat dipertahankan untuk menjadi contoh dan teladan yang baik,” ujar Kapolres.
Dia berpesan, jangan sampai kegiatan positif dalam memperjuangankan hal mulia ini tercoreng karena tindakan anarkis dan merusak. Pihaknya meyakini, komitmen dari balon pasangan ANNAS untuk mejaga keamanan dan ketertiban dengan semangat kebersamaan serta persaudaraan demi melihat Kabupaten Parigi Moutong maju dan berkembang.
“Berdasarkan informasi yang kami terima pasangan ANNAS sedang melakukan gugatan di PTUN di Makassar. Diharapkan, usaha dan ikhtiar yang dilakukan berhasil. Bagi kami siapapun dia yang menjadi bupati tidak menjadi persoalan, tetapi komitmen kami bagaimana Parigi Moutong aman, damai karena merupakan keinginan bersama,” imbuhnya.
Sementara, penanggungjawab aksi, Arfan Syah mengatakan, aksi yang dilakukan pihaknya merupakan tindakan kekecewaan terhadap penyelenggara Pilbup yang diduga melakukan penyelewengan untuk menjegal pasangan ANNAS menjadi peserta di Pilbup Parigi Moutong.
Menurutnya, tindakan yang dilakukan ini bukan karena dorongan pihak tertentu, apalagi dari pasangan ANNAS. Kegiatan ini merupakan murni inisiatif massa pendukung yang menginginkan agar dapat dipertemukan langsung dengan penyelenggara KPU dan Panwaslu Parigi Moutong.
“Kami meminta Kapolres agar dapat memediasi pertemuan dengan KPU, Panwaslu dan Pjs Bupati namun tidak di Parigi dibeberapa kecamatan terdekat guna memudahkan akses kami,” pintanya.AKSA