PARIGI MOUT0NG – Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Anuntaloko Parigi Moutong kembali dikeluhkan warga. Keluarga pasien kecewa karena lambannya pelayanan serta tindakan oknum dokter bedah yang terkesan mengabaikan keselamatan pasien.
Keluhan tersebut dikemukakan warga Ampibabo, Udin. Pasalnya, Sapriani anak Udin yang menjadi korban insiden pembusuran yang dirujuk dari Puskesmas Ampibabo ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Anuntaloko kebingungan, karena anaknya yang dalam kondisi harus segera mendapatkan penanganan operasi atas luka yang diderita, tak langsung ditangani.

Padahal setibanya di RSUD Anuntaloko, Sapriani yang tengah meringis kesakitan berharap pihak rumah sakit segera mengambil tindakan, namun terkesan diabaikan. Sementara berdasarkan informasi yang diperoleh dari piket UGD, salah satu dokter bedah tengah berada di Parigi.
“Kami hanya meminta RS untuk bisa segera melakukan operasi secepatnya, tapi belum dilakukan penindakan (operasi). Persoalannya pasien itu tubuhnya mulai membiru akibat busur yang masih tertancap dibelakangnya,” terang Udin kepada Songulara, Minggu (23/7) subuh.
Ia dan keluarga sangat membutuhkan penanganan anaknya, karena yang diketahui bahwa RSUD Anuntoloko merupakan salah satu rumah sakit rujukan akreditas B di Sulteng.
“Seharusnya siap melayani masyarakat sehari semalam. Saya juga tidak terlalu paham dengan mekanisme yang ada di RSUD, tapi sepengatahuan saya institusi yang bergerak dibidang masyarakat seperti kepolisian dan RS, wajibnya hukum 1X24 jam melayani masyarakatnya,” keluhnya.
Sementara, petugas piket RSUD, Stephen saat dikonfirmasi mengatakan sudah memberikan pelayanan dan penanganan awal terhadap pasien. Hanya saja untuk operasinya baru akan dilakukan pada hari Senin (24/7). Hal tersebut sesuai keterangan yang diberikan oleh dokter Anton (ahli beda).
“Untuk sementara kami hanya bisa memberikan penanganan awal kepada pasien, karena untuk operasinya harus menunggu dokter bedahnya,” ujar dokter piket malam, dokter Stephen. AKSA