PARIGI MOUTONG – Kemungkinan terjadinya penggelembungan suara, merupakan pelanggaran paling rawan terjadi saat pelaksanaan pemungutan suara. Ini diungkapkan Ketua Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Parigi Moutong, Muhlis Aswat, Selasa (15/5).
Untuk mengantisipasi terjadinya hal tersebut, pihaknya akan membentuk pengawas TPS yang nantinya bertugas mengawasi jalannya proses pemungutan suara saat voting day Pilbup 2018.
Petugas pengawas TPS diharapkan mampu membendung berbagai proses dugaan penggelembungan suara.
“Yang harus diwaspadai adalah proses pengarahan massa. Misalnya, tidak menutup kemungkinan ada oknum tertentu yang mencoba mengarahkan orang di saat orang tersebut akan ke TPS dengan berbagai macam skenario,” ujarnya.
Selain itu, tiga hari menjelang pemungutan suara juga sangat rawan, karena bisa saja oknum tertentu melakukan sesuatu yang saat ini sudah sering terdengar yaitu serangan fajar. Bahkan, serangan fajar ini lebih agresif lagi, tidak hanya diwaktu fajar tetapi ada juga yang datang pada waktu siang, sore dan malam hari. Termasuk saat orang sedang ramai, oknum tertentu juga biasanya datang melakukan manuver yang melanggar ketentuan.
Olehnya, yang terpenting kata dia sosialisasi yang dilakukan pihaknya maupun KPU, sampai saat ini bisa dikatakan sudah maksimal. Tetapi masih jauh dari angka cukup, karena pihaknya hanya bisa berhenti ketika semua proses telah selesai, dan selama proses belum selesai, pihaknya kemungkinan masih diberikan ruang untuk memaksimalkan proses pengkajian, pengawasan dan pencegahan, sehingga dugaan pelanggaran sekecil apapun tidak akan mencuat sampai pada waktunya.
Panwaslu juga akan berupaya semaksimal mungkin memaksimalkan seluruh jajaran pengawasannya agar berhati-hati pada proses pelaksanaan voting day nantinya. Masyarakat juga sangat penting untuk diberikan pendidikan politik, agar mereka benar-benar paham bahwa demokrasi itu mahal.
“Harapannya masyarakat dapat berfikir secara objektif, karena seketat apaun pengawasan yang dilakukan, tidak akan sebanding jika masyarakat menyadari bahwa pemimpin Parigi Moutong kedepan ada di tangan masing-masing, bukan karena bayaran,” pungkasnya. IWAN TJ