PARIGI MOUTONG – Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sebut program sekolah pelaksana Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) di Parigi Moutong berjalan sukses.
Ini dikemukakan Kasubid Program Evaluasi dan dokumentasi Direktorat Kesenian Kemendikbud RI, Kuat Prihatin, pada pementasan hasil belajar siswa sekolah pelaksana GSMS di RTH Masigi, belum lama ini.
Menurut Kuat, penampilan anak anak dalam mengikuti seni tersebut sangat luar biasa, dimana siswa-siswi dalam pembelajaran selama tiga bulan tersebut terbukti bisa menyerap apa yang diajarkan oleh seniman. Ini katanya sesuatu yang akan menjadi bekal bagi pelajar tersebut.
“Kita tidak ingin dalam kontes tersebut membentuk mereka menjadi seniman, tetapi yang penting bagaimana anak kita itu bisa menghargai kesenian, dan bisa mengenal kesenian karena mereka ikut terlibat dalam proses tersebut. Dengan tampil disini saja mereka sudah luar biasa,” ungkapnya kepada sejumlah media.
Menurutnya, program GSMS di Parigi Moutong sukses. Sehingga dalam waktu dekat ini akan menyimpulkan bersama sama menggairahkan kebudayaan dan kesenian untuk maju. Sehingga melalui pelajar tersebut itulah yang akan menjadi penerus kedepan.
“Karena dengan GSMS, kita harapkan itu bisa mengisi, untuk menjadi bibit bibit calon seniman juga, walaupun kita tidak dalam kontes itu, bisa jadi akan muncul bibit bibit seniman yang luar biasa dari kegiatan GSMS tersebut,” ujarnya.
Dia berpesan, dengan kepala Disdikbud Parigi Moutong, tahun depan melanjutkan kegiatan GSMS tersebut melalui Dana APBD. Jelasnya sekolah bisa diizinkan untuk membayarkan seniman dengan menggunakan dana BOS.
“Muda mudahan gerakan ini menjadi gerakan bersama sama oleh berbagai pihak dan tidak menutup kemungkinan juga ada dunia usaha yang akan ikut terlibat di GSMS ini, kita harapkan GSMS ini menjadi gerakan lebih baik kedepan,” terangnya.
Sementara, Kepala Disdikbud Parigi Moutong, Adrudin Nur, mengucapkan terima kasih pada Kemendikbud yang telah menfasilitasi pihaknya sehingga semua sekolah 23 kecamatan di Parigi Moutong bisa tampil pada kegiatan pementasan GSMS.
“Keuntungan pertama kami adalah dari pelaku pelaku seni telah muncul pelaku seni baru, dan kader kader baru, dan yang kedua jelas pada peserta didik kita dan anak anak didik dapat mengenal seni budaya lebih baik lagi dari sebelumnya,” ujarnya.
Menurut Adrudin, di Parigi Moutong ada berbagai etnis, dirinya merasa perihatin karena sudah mulai lunturnya kearifan lokal, terutama bahasa daerah.
“Adanya iven GSMS ini saya lihat dari tampil awal hingga akhir semuanya berkomunikasi dengan bahasa daerah dan diharapkan kedepan itu yang mau kita tonjolkan untuk siswa siswi di Parigi Moutong,” terangnya.