PARIGI MOUTONG – Kurangnya stok darah di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Anuntaloko Parigi Moutong, berakibat pada kebutuhan darah pasien belum terpenuhi secara maksimal. Kondisi ini sangat dipengaruhi tingkat kesadaran pendonor di Parigi Moutong yang masih minim.
Menurut Direktrur RSUD Anutaloko, Nurlela Harate, untuk perseorangan yang punya kesadaran datang ke Unit Transfusi Darah (UTD) menyumbangkan darahnya hampir tidak ada, kecuali ada kasus keluarganya yang membutukan darah.
“Jika dibilang kekurangan, pertama apakah warga Parigi Moutong sudah memiliki kesadaran tinggi untuk secara rutin menyumbangkan darahnya,” ujar Nurlela kepada Songulara, Rabu (24/1).
Sejak tahun 2017 hingga 2018 katanya, RSUD sudah melakukan kerja sama dengan PMI Sulteng berupa MoU, dan itu belum juga memenuhi secara keseluruhan. Pasalnya, rumah sakit yang ada di Kota Palu juga sangat membutuhkan.
“Dalam satu tahun kami mengeluarkan Rp360 juta hanya untuk darah dengan PMI Sulteng. Kebutuhan darah ini kami prioritaskan untuk ibu dan anak (persalinan). Karena menjadi salah satu permasalahan besar di Sulteng, makanya kami prioritaskan,” terangnya.
Selain itu, kebutuhan darah juga untuk kepentingan tindakan bedah. Kondisi kekinian, dokter bedah juga mulai menguluhkan kasus pasien yang begitu besar membutuhkan darah.
“Sejumlah upaya kami lakukan, mulai dari kerja sama dengan PMI Sulteng hingga dengan keterbatasan anggaran, tetap menyediakan perjalanan dinas bagi teman-teman di UTD melakukan kegiatan pertemuan di kecamatan sekaligus proses pengambilan darah (donor),” pungkasnya. AKSA