PARIGI MOUTONG – Warga di Dusun III Jono Baliara meminta pemerintah daerah segera membangun jembatan penghubung, sebagai akses satu-satunya menuju Desa Baliara Induk Kecamatan Parigi Barat. Sebab, selama ini warga harus rela menyeberang sungai setiap harinya.
Ramadan salah seorang warga dusun setempat mengaku, sangat kesulitan ketika mengantarkan anaknya menuju ke sekolah yang terletak di Desa Baliara Induk. Puluhan siswa SD, terpaksa harus menyeberang sungai demi mendapatkan pelajaran di sekolahnya.
Menurut dia, kondisi itu sudah berlangsung kurang lebih lima bulan lamanya, setiap pulang dan pergi siswa SD ini harus menyeberang sungai tersebut.
“Yang kita khawatirkan ketika mendung dan hujan turun biasa terjadi banjir, sehingga itu nantinya yang menjadi kendala siswa untuk berangkat ke sekolah,” kata Ramadan kepada Songulara, Senin (11/2).
Meskipun sudah berpakaian seragam dari rumahnya lanjut Ramadan, siswa ini harus membuka sepatunya untuk melintasi sungai, agar tidak basah.
“Kasihan anak-anak itu. Setiap hari mereka harus menyeberang sungai, kadang siswa SD yang kelas satu, harus digendong oleh orang tuanya untuk menyeberang sungai,” ujarnya.
Selain itu, dia juga mengakui dengan rusaknya jembatan tersebut, sangat kesulitan ketika berurusan ke kantor desa, maupun ke puskesmas yang terletak di Desa Baliara Induk .
“Kami di dusun ini kalau berurusan di kantor desa, ataupun di puskesmas terpaksa harus jauh berputar, baru sampai ditempat tujuan,” ungkapnya.
Dia berharap, agar pemerintah daerah melalui dinas terkait segera menindaklanjuti pembangunan jembatan tersebut. Sehingga, memudahkan akses warga menuju ke Desa Baliara Induk.
Menanggapai persoalan itu, Kepala Bidang Bina Marga Dinas PU, Penataan Ruangan dan Pertanahan (DPUPRP) Parigi Moutong, Hendra Bangsawan mengatakan, untuk pembangunan jembatan yang di maksud, telah dialokasikan anggarannya sebesar Rp1 miliar lebih.
Sebelumnya lantai jembatan penghubung di Desa Baliara Induk itu kata dia, hanya menggunakan kayu papan saja, yang mengakibatkan jembatan mudah mengalami kerusakkan dan bisa saja membahayakan keselamatan warga yang melintas.
“Jadi ini nanti lantainya kita aspal, tidak seperti kemarin kan, kayu lantainya. Bisa berbahaya bagi warga yang melintas,” ujarnya.
Menurut dia, untuk pembangunan jembatan tersebut tahun ini sudah mulai dikerjakan karena, perencanaan telah selesai disusun oleh pihaknya. Namun, pihaknya masih menunggu unit layanan pengadaan (ULP), yang pejabatnya hingga kini belum dilantik.
“Jadi kita tunggu dulu kesiapan tendernya, ULP-nya kan. Belum ada sekarang lagi kosong, dan kita harus tunggu itu dulu, baru mulai pekerjaannya,”ungkapnya.