PARIGI MOUTONG – Peringatan Hari Ibu (PHI) Ke-90 di Kabupaten Parigi Moutong tahun ini terbilang istimewa. Selain dihadiri ratusan ibu dari berbagai latar belakang profesi, hadir pula Shahnaz Haque, selebriti tanah air yang kerap menjadi nara sumber dalam berbagai seminar keluarga. Kali ini, istri drumer legendaris Gilang Ramadhan itu hadir sebagai pembicara trauma healing bagi ibu di Kabupaten Parigi Moutong.
Shahnaz tidak hanya memberikan materi, ia juga membagikan 100 buku kepada kaum ibu yang tergabung dalam organisasi wanita Kabupaten Parigi Moutong. Buku yang yang dibagikan Shahnaz itu merupakan hasil karya serta pengalaman dan penelitiannya tentang tentang keharmonisan rumah tangga terutama dalam merawat dan mengasuh anak, “Saya berharap buku ini dapat membawa sedikit pengaruh yang positif kepada ibu-ibu dalam mengasuh dan mendidik anak sehingga anak-anak kita akan terhindar dari hal negatif dan yang utama anak-anak kita bisa lebih merasa nyaman dengan kasih sayang seorang ibu,” ujar Shahnaz.

Yang terpenting dalam mengasuh dan mendidik anak katanya, diawali dari diri sendiri untuk sebisa mungkin memahami karakter anak. “Kita harus bisa memahami karakter anak itu berbeda-beda sifat dan perilakunya, kita harus bisa memberikan kebebasan positif agar anak bisa berkarya,” katanya.
Peringatan Hari Ibu itu juga dihadiri Wakil Bupati Parigi Moutong, H Badrun Nggai SE, Ketua Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kabupaten Parigi Moutong, Dra Hj Noorwachida Prihartini S Tombolotutu, Ketua Bhayangkari dan Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kabupaten Parigi Moutong.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, Yohana Yembise dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Wakil Bupati Badrun Nggai mengatakan, hakekat peringatan hari ibu setiap tahunnya adalah mengingatkan seluruh rakyat indonesia, terutama generasi muda akan arti dan makna hari ibu sebagai sebuah momentum kebangkitan bangsa, penggalangan rasa persatuan dan kesatuan serta gerak perjuangan kaum perempuan yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perjuangan bangsa indonesia. “Untuk itu, sebagai apresiasi atas gerakan yang bersejarah itu, peringatan hari ibu ditetapkan setiap tanggal 22 desember sebagai hari nasional bukan hari libur,” ungkapnya.
Lebih lanjut dikatakan, peringatan hari ibu juga diharapkan mendorong semua pemangku kepentingan untuk memberikan perhatian, pengakuan akan pentingnya eksistensi perempuan dalam berbagai sektor pembangunan serta dapat membawa pengaruh positif bagi peningkatan kualitas hidup, pemenuhan hak dan kemajuan perempuan. Di lain sisi juga memberikan keyakinan yang besar bahwa perempuan apabila diberi peluang dan kesempatan mampu meningkatkan kualitas hidupnya serta mengembangkan segala potensi dan kemampuan yang dimilikinya. “Saat ini bahkan terbukti perempuan dalam berbagai dimensi kehidupan berbangsa dan bernegara, mampu menjadi motor penggerak dan motor perubahan atau agent of change,” ujarnya.