PARIGI MOUTONG-Dinas Sosial (Dinsos) Parigi Moutong melakukan upaya pembinaan mendorong terbangunya kemandirian para penyandang Disabilitas Grahita (keterbelakangan mental).
“Para penyandang disabilitas grahita akan kami bina untuk membangun kemandirian mereka. Kami yakin meskipun mereka punya keterbelakangan mental, tetapi mereka juga memiliki kemampuan dan kelebihan. Potensi ini yang akan coba kami kembangkan dalam diri mereka,” ujar Kepala Dinsos Parigi Moutong, Arman Maulana, kepada Songulara, usai kegiatan gebyar dan pencanangan kampung peduli penyangdang disabilitas grahita, di Auditorium kantor Bupati Parigi Moutong, Jumat (4/5).
Ia mengatakan, pencanangan kampung peduli penyandang disabilitas grahita tersebut akan di pusatkan di dua kecamatan yakni Kecamatan Parigi dan Kecamatan Parigi Tengah, sebab dua kecamatan tersebut paling banyak terdapat penyandang disabilitas grahita.
Dari data yang ada di Dinsos Parigi Moutong, terdapat 366 jumlah penyandang disabilitas grahita, dan 42 orang diantaranya berasal dari Kecamatan Parigi dan Parigi Tengah. Angka inilah sehingga pihaknya terdorong untuk mengangkat masalah tersebut dalam rancangan proyek perubahan pada Diklat Kepemimpinan tingkat dua (Pim II) di lembaga administrasi negara di Makassar.

Salah satu alasan memilih dan mengangkat masalah penyandang disabilitas grahita kata dia, karena jumlahnya lebih banyak dari pencandang cacat lainnya. Selain itu, merupakan keterpanggilan jiwa terhadap anak-anak berkebutuhan khusus untuk mewujudkan kemandirian dalam kehidupan kesehariannya.
Para penyandang disabilitas grahita akan dibina dengan beberapa keterampilan, sesuai dengan potensi yang mereka miliki diantaranya membuat anyaman inko lidi, keterampilan tata rias, keterampilan memainkan musik, membuat aneka sovenir dan lainnya.
Melalui pembinaan tersebut, Ia berharap agar para penyandang disabilitas grahita dapat mandiri, dan tidak mengantungkan dirinya kepada orang lain. Peningkatan kemandirian penyandang grahita ini juga harus menjadi tanggung jawab semua elemen dan stakeholder, bukan hanya tanggung jawab Dinsos.
Sesuai perencanaanya, kegitan ini akan dilaksanakan secara bertahap, yakni jangka pendek selama empat bulan, jangka menengah yakni dua tahun kedepan dan jangka panjang empat tahun kedepan.
“Ini akan terus di tingkatkan dan sudah dibicarakan dengan pihak Dinsos Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) dan Kementrian Sosial RI. Kegiatan ini mendapat apresiasi Kementrian Sosial dan ini akan terus dilanjutkan, termasuk akan mendapat berbagai bantuan bagi anak penyandang cacat dari pusat,” pungkasnya. IWAN TJ