PARIGI MOUTONG – Akibat cuaca ekstrim yang terjadi beberapa bulan terakhir di sepanjang perairan Teluk Tomini, membuat para nelayan enggan melaut terlalu jauh dari daratan.
Penuturan warga Kelurahan Bantaya yang berprofesi sebagai nelayan, Nazaraudin, mengaku terpaksa melaut di pinggiran lantaran cuaca yang sulit ditebak. Menurutnya, cuaca buruk yang terjadi sewaktu-waktu di malam hari, membuat dirinya memilih tidak pergi melaut ke rumpon miliknya yang jauh dari darat.
“Hanya dari darat sini saja orang lihat air lautnya tenang, kalau sudah di luar sana, gelombangnya besar,” kata Nazarudin kepada Songulara, Jumat (5/1).
Ketakutan nelayan melaut jauh kata dia, sangat beresiko tinggi bagi keselamatan. Apalagi ketika bertemu dengan gelombang besar, nelayan takut terbalik sebab perahu yang digunakan masih terbilang cukup sederhana.
“Dalam perjalanan pulang dari rumpon baru-baru ini, saya ketemu gelombang barat. Tiada dia (angin) kasih ampun, sampai tengko-tengko (tiang penyeimbang) perahunya iparku patah. Untung saja saat itu kami pulang bersamaan, jadi sempat baku bantu buat tengko-tengko darurat,” terangnya.
Akibat dari ekstrimnya cuaca, harga ikan dipasaran beberapa waktu terakhir menanjak drastis. Untuk harga ikan jenis katombo yang berukuran tidak terlalu besar saja dijual 4 sampai 5 ekor Rp20 ribu. AKSA