PARIGI MOUTONG – Bupati Parigi Moutong, akhirnya menjatuhkan sanksi kepada para pelaku penjarahan hutan mangrove di kawasan Tanjung Ponindilisa Desa Malakosa Kecamatan Balinggi.
Melalui surat teguran Nomor : 660.45/0777/DLH/2017 tertanggal 19 Juni, Bupati memerintahkan para penjarah menghentikan segala bentuk kegiatan di kawasan hutan magrove dan memulihkan kembali sirkulasi air laut ke kawasan hutan mangrove, merestorasi kembali ekosistem hutan mangrove yang rusak, dan membayar ganti rugi atas kerusakan lingkungan yang terjadi.
Juga ditegaskan dalam surat tersebut, apabila pelaku penjarahan ingkar dari sanksi yang telah diberikan, maka Pemkab Parigi Moutong akan melakukan upaya hukum lebih lanjut, dengan sanksi yang lebih berat.
Terpisah, para pegiat lingkungan di Kabupaten Parigi Moutong menyambut baik ketegasan Bupati Parigi Moutong terhadap pelaku kejahatan lingkungan, kususnya kepada para pelaku penjarahan hutan mangrove.
Direktur LSM Yasasan Uvelutu (Yasalu) Parigi Moutong, Hamzah Tjakunu menyebutkan, sikab tegas bupati adalah bentuk nyata apresiasi terhadap pelestarian lingkungan.
“Saya adalah orang yang paling kritis tehadap kebjiakan Pemkab Parigi Moutong selama ini. Namun terkait sanksi kepada pelaku penjarahan hutan mangrove, saya sangat sependapat dengan bupati. Pemberian sanksi ini paling tidak akan memberikan efek jera kepada pelaku,” ujar Hamzah, kepada sejumlah wartawan di Kampus STIH-HAM, Rabu (13/9) malam.
Dikatakannya, para pegiat lingkungan Parigi Moutong akan terus memberikan dukungan moril kepada bupati untuk tidak segan-segan menindak para pelaku penjarahan hutan mangrove.
Hal senada diungkapkan Direktur Lembaga Sangulara Sulteng, Riswan B Ismail. Dikatakannya, selama Kabupaten Parigi Moutong berdiri, baru kali ini ada sanksi yang dikeluarkan bupati kepada pelaku kejahatan lingkungan untuk kasus penjarahan hutan mangrove.
“Saya berharap, sanksi ini sebagai langkah awal terhadap penyelamatan hutan magrove Parigi Moutong. Semoga sanksi serupa juga diberikan kepada pelaku penjarahan hutan mangrove di Desa Sausu Gandasari,” tandas Riswan.
Sebelumnya, telah terjadi penjarahan hutan mangrove di Tanjung Ponindilisa Desa Malakosa Kecamatan Balinggi seluas 20 hektar. Padahal diketahui, kawasan hutan mangrove dan terumbu karang Tangjung Ponindilisa merupakan salah satu kawasan spot mancing yang paling produktif yang masih tersisa di kawasan Teluk Tomini.
Namun saat ini, kawasan itu mulai rusak akibat dijarah oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. RUDI MARTISANDI