PARIGI – Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Parigi Moutong, akan memonitoring desa yang menjadi sasaran program stunting tahun 2020, pekan depan.
Kabid Sosial dan Budaya Bappelitbangda Parigi Moutong, Sahid mengatakan, monitoring program stunting akan dilakukan selama delapan hari.
Tim kata dia akan dibagi empat, sehingga untuk satu hari bisa memonitoring tiga desa sasaran program stunting dengan pertimbangan efisiensi dan efektifitas.
“Meski ditengah pandemi covid-19, program stunting tetap berjalan sesuai perencanaan, hanya saja memang ada beberapa pergeseran sebut saja anggaran rapat-rapat yang melibatkan banyak orang ditiadakan, digantikan dengan rapat virtual,” terang Sahid, Jumat (19/6).
Dikatakannya, kegiatan stunting dari Kemenpan harus tetap dilaksanakan, sumber anggarannya dari DAK dan DID. Tahapan yang sudah dilaksanakan yaitu aksi satu sampai aksi empat, dan saat ini sudah dalam proses penginputan laporan.
Untuk pelaksanaan program stunting, monitoring akan dilakukan di 47 desa sasaran dengan mengacu 20 indikator penanganan stunting.
Sebelumnya, Bapelitbangda sudah melakukan rembuk stunting secara virtual yang diikuti semua stakeholder. Hasil dari rembuk stunting yaitu adanya kesepakatan bersama untuk menurunkan angka stunting di 47 desa sasaran program stunting.
“Sudah ada tanda tangan komitmen awal untuk menurunkan angka stunting, itu ditanda tangani mulai dari kepala daerah sampai jajaran perangkat desa,”.
Meski ada anggaran DID dan DAK untuk stunting, desa juga diperbolehkan mengalokasikan dana desa untuk mendukung program stunting. Namun demikian dipastikan tidak akan tumpang tindih penganggaran.
Diperkirakan pada awal Desember tahun ini pihaknya sudah turun untuk mengevaluasi desa sasaran program stunting. Dan pihaknya berharap, komitmen untuk menurunkan angka stunting benar-benar dilaksanakan dengan serius.