PARIGI MOUTONG– Sebanyak 278 orang mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Jaya (STIK-IJ) Palu melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kabupaten Parigi Moutong. KKN ini dilaksanakan selama 2 bulan dari tanggal 28 Maret sampai 25 Mei 2016.
Hal itu disampaikan Ketua STIK IJ Palu, I Kadek Wartana MPH dalam laporannya dalam acara serah terima mahasiswa KKN STIK IJ Palu di lantai II Kantor Bupati Parigi Moutong, 28 Oktober 2016.
Menurut I Kadek Wartana, mahasiswanya yang melaksanakan KKN itu akan ditempatkan di beberapa kecamatan, mulai dari Kecamatan Tinombo Selatan sampai Kecamatan Moutong.
Sementara, Bupati Parigi Moutong dalam sambutannya yang dibacakan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Parigi Moutong, dr. Revi Tilaar mengatakan, Kabupaten Parigi Moutong masih terdapat 2 rumah sakit umum yang sangat membutuhkan tenaga kesehatan yaitu Rumah Sakit Umum Raja Tombolotutu di Tinombo dan Rumah Sakit Umum Pratama Moutong di Desa Salumpengut Kecamatan Moutong.
Bupati berharap, kehadiran mahasiswa KKN dapat membantu para tenaga kesehatan di dua rumah sakit umum tersebut untuk menangani para pasien.
Ia berharap, mahasiswa KKN bekerja dengan penuh semangat, kreatif, inovatif serta penuh percaya diri agar nantinya dapat menunjukan hasil yang maksimal dan optimal.
“Pandai-pandailah membawa diri dalam bersikap serta bertingkah laku di lingkungan baru yang akan anda masuki nantinya, hingga selama anda menjalankan tugas kuliah kerja nyata dapat berjalan lancar sesuai harapan kita bersama,” harapnya.
Ia mengatakan, mahasiswa KKN tidak perlu merasa kawatir tinggal ditengah-tengah masyarakat Parigi Moutong, karena masyarakat di daerah ini mengganggap seorang mahasiswa adalah sosok intelek dan mempunyai pendidikan yang tinggi.
“Untuk itu, anda harus menjadi teladan dan panutan masyarakat karena kesemuanya itu sangat penting untuk diperhatikan dan dilaksanakan sebagai seorang calon-calon pemimpin masa depan,” ujarnya.
Menurut Bupati, sebaik apapun program yang disusun, tidak akan mungkin berjalan dengan baik apabila mahasiswa sebagai motivator pembangunan tidak dapat bekerjasama dengan masyarakat. HUMAS